Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Unborn 8.0 Yellow Pointer

Blogger news

Featured Posts

Blogger news

Senin, 23 Mei 2016

Bebek atau Anjing?

Bebek atau Anjing?

 

Bebek adalah binatang dengan tingkat kecerdasan yang rendah jika dibandingkan dengan anjing. Anjing mudah dilatih dan memiliki tingat intelegensi yang tinggi bahkan mampu mendengar suara rendah infrasonik pada jarak 20 meter. Suara ini hanya tidak bisa didengar oleh manusia.

Namun perhatikanlah di jalanan sangat jarang kita mendengar atau melihat ada bebek yang tertabrak! Tapi kita lihat betapa ironinya... banyaknya anjing yang tertabrak! Mengapa...?

Ternyata Bebek memiliki keistimewaan yang tak dimiliki oleh anjing. Bebek senantiasa hidup dengan berjamaah, kompak dan satu gerak. Kemanapun ia pergi senantiasa dalam rombongannya beserta jamaahnya serta barisannya sangat teratur. Sehingga ketika para bebek menyeberang jalan, maka pengguna jalan akan berhenti sejenak untuk memberi kesempatan pada rombongan bebek.

Jauh beda dengan anjing, kebanyakan hidup dalam kesendirian dan apabila bertemu dengan anjing lainnya, bukannya kompak justru cenderung terjadi perkelahian dan keributan.

Walaupun memiliki tingkat intelegensi yang tinggi dan pendengaran yang sangat baik, tapi karena ia hidup dalam kesendirian maka ia sering tertabrak di jalanan.

Maka marilah sejenak kita belajar dari bebek dan anjing...
Kunci para bebek adalah dalam jamaah, dan pertolongan Allah SWT beserta jamaah.
Serigala hanya memangsa domba yang keluar dari kelompoknya.

Sholat berjamaah lebih baik daripada sholat sendiri sebanyak 27 derajat…!
Kekuatan ada pada Jamaah… Maka berjamaahlah…!


Membaca AlQur’an dengan Tadabbur, Tafakkur, dan Tabayyun

بسم الله الرحمن الرحيم
Membaca AlQur’an dengan Tadabbur, Tafakkur, dan Tabayyun

Oleh : Sujali, S.S

ملئكة جبريل : إِقْرَاءْ! يَا مُحَمَّدً!
محمد صلى الله عليه وسلم :مَا أَنَا بِقَارِئ.
Percakapan di atas adalah salah satu penggalan awal komunikasi malaikat Jibril dengan Muhammad shallallaahu ‘alayhi wasalaam, dan percakapan inilahyang merupakan nuqthotun ‘ulalahirnya peradaban dunia yang cemerlang, serta mulailah kembali kalam – kalam langit menghiasi kehidupan manusia yang berada di bumi ini, yang setelah sekian ratus tahun telah terputus bahkan terabaikan oleh para manusia ketika itu (baca : ajaran Injil). Ya, dengan adanya peristiwa yang terjadi di dalam Gua Hiro tersebut, maka hubungan manusia dengan Sang Khalik mulai terjalin kembali yaitu adanya peristiwa turunnya ayat Al Quran yang pertama kalinya (QS. Al ‘Alaq [96] ayat : 1-5).

Penulis tidak akan membahas tentang jawaban Muhammad shallallaahu ‘alayhi wasalaam ketika diperintah Malaikat Jibril untuk iqro’!, yaitu tentang maa ana biqori’nya.Hal ini karena terdapat beberapa versi penerjemahan para ulamatentang jawaban Nabi tersebut, antara lain “Saya tidak bisa baca, apa yang sayabaca?, atau dengan apa saya baca?” Adanya beberapa versi penerjemahan tersebut menyebabkan dan melahirkan konsep berpikir yang berbeda pula dalam memandang kondisi Nabi Muhammad ketika itu. Namun yang akan penulis tekankan di sini adalah perintah sangat muliadan pertama kali dalam AlQuran yaitumembaca(iqro’!).
Karena AlQuran (QS. Al Baqarah [2] ayat : 185) adalah petunjuk(hudan) , penjelas (bayyinaat) dan pembeda (furqon) bagi umat manusia dalam tatanan kehidupan didunia, maka dalam membaca AlQuran juga harus dengan 3 hal yang tidak bisa dipisahkan dan harus dilakukan semua serta tidak bisa dengan tergesa – gesa (QS. Alqiyaamah[75] ayat : 16-19), yaitu sebagai berikut :

1.        Tadabbur
Tadabbur memiliki pengertian memperhatikan dengan seksama. Mentadabburi Al Quran adalah langkah atau usaha mencari tahu makna dan maksud dari sebuah lafadl, dalam hal ini adalah Al Quran sebagai Hudan. Allah berfirman dalam QS. Muhammad [47] ayat : 24;

اَفَلاَيَتَدَبَّرُوْنَ الْقُرْاٰنَ اَمْ عَلٰى قُلُوْبٍ اَقْفَالُهَا
Artinya:Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci?
Allah dalam ayat tersebut di atas memberi label hati terkunci bagi mereka yang tidak mentadabburi Al Quran, ini bukti bahwa dalam membaca Al Quran harus memiliki etika yang baik, diantaranya adalah dengan tadabbur/ merenungi/ memperhatikan dengan seksama, dan tentunya ini tidak akan bisa jika membacanya dilakukan dengan tergesa– gesa. Jika tadabur Al Quran bisa kita lakukan dengan baik, maka makna dan maksud apa yang terkandung dalam Al Quran insya Allah akan bisa ketahui.

2.        Tafakkur

Allah SWT berfirman dalam QS. Ali ‘Imraan [3] ayat : 191;

وَيَتَفَكَّرُوْنَ فيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَاْلأَرْضِ ج رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلاً ج سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Artinya :“… dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.

Tafakkur merupakan tindakan membaca Al Quran dengan cara memikirkan kenyataan alam dari sebuah lafadl (hudan) hingga ketemu. Dengan membaca Al Quran secara tafakkur inilah kita bisa merenungi, memikirkan dan menimbang dengan sungguh- sungguh apa yang terkandung dalam Al Quran berkaitan dengan alam nyata. Dan tentunya hal ini tidak akan bisa jika membacanya dilakukan dengan cara tergesa– gesa pula.

3.        Tabayyun

Tabayyun yaitu memeriksa secara teliti/ menegaskan/ mengkonkritkan antara lafadl (hudan) dengan alam nyata (bayyinat). Allah SWT berfirman dalam QS. Al Hujurat [49] ayat : 6 ;

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْاۤ اِنْ جَاۤءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍفَتَبَيَّنُوْاۤ اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ

Artinya:Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah denganteliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.

Tabayyun juga merupakan langkah pembuktian bahwa Al Quran memang benar– benar kalam Ilahi yang sesungguhnya. Hal ini bisa disinergikan antara ayat– ayat lafdliyah yang tertulis dalam mushaf Al Quran dengan bukti konkrit yang ada dalam alam semesta. Jika Al Quran menerangkan bahwa bumi itu ada dengan berbagai siklus dan kehidupannya, maka memang bumi itu ada dengan hal– hal tersebut. Jika Al Quran menerangkan manusia dan segala proses penciptaannya, maka manusia itu memang ada dengan segala proses penciptaannya, dan masih banyak lagi tabayyun Al Quran yang dapat memperkuat keyakinan kita kepada Allah SWT.

Bagaimana jika kita belum bisa membaca Al Quran? maka Allah telah memberikan kesempatan bagi tiap umat manusia untuk senantiasa belajar, belajar dan belajar, yaitu :
1.        Belajar dari huruf demi huruf,
2.        Belajar dari ayat demi ayat,
3.        Belajar dari surat demi surat.
Hal demikian telah Allah sampaikan dalam QS. Al Israa [17] ayat 106 ;
وَقُرْاٰنًا فَرَقْنٰهُ لِتَقْرَاَهُ عَلَى النَّاسِ عَلىَ مُكْثٍ وَنَزَّلْنٰهُ تَنْزِيْلاً
Artinya :Dan Al Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.

Bagian demi bagian dalam ayat di atas menunjukkan bahwa dalam menurunkan ayat– ayat Al Quran itu sendiri, Allah melakukannya dalam proses yang panjang, artinya Allah tidak menurunkan Al Quran 114 surat atau 30 juz sekaligus. Dan dengan inilah Allah memberi pelajaran berharga bagi yang belum bisa membaca Al Quran, agar tetaplah belajar, belajar dan belajar. Wallaahu a’laam.

Mending Mana ?

Mending Mana ?
Oleh : Rofiq Abidin

Mending mana kafir amanah atau muslim koruptor? Mending mana pakai jilbab, tapi maksiat atau tidak berjilbab tapi menjaga kehormatan? Pertanyaan yang sekaligus pernyataan terus menggelinding seiring kegamangan Umat Islam terhadap kenyataan dilingkungan. Seolah lupa punya petunjuk dahsyat, Al Qur’an. Ditambah lagi isu terorisme yang membawa kepada kepanikan langkah dan menurunkan kepercayaan diri sebagai muslim. Inilah kenyataannya, bukan untuk dihindari tapi dihadapi dengan pemahaman ilmu yang benar dan dalam. Pemikiran-pemikiran berbau propaganda di atas, apabila kita tidak bijak, menjadikan kita makin jauh dari Islam itu sendiri. Ingat janji iblis akan menggoda semua hamba Allah sampai manusia menganggap baik perbuatan maksiat. Semua manusia digoda, baik yang sudah membiasakan syariat Allah dan sunnah nabi-Nya, maupun yang enggan menggunakan syariat Allah dan sunnnah nabi-Nya. Baik yang belum menemukan hidayah, maupun sudah. Apa kaitannya? Kaitannya jelas, pemikiran-pemikiran yang dilempar melalui pernyataan di atas, akan membuat Ummat Islam ini bingung. Seolah-olah sudah tidak ada lagi Ummat Islam yang amanah dan tidak ada lagi muslim berjilbab yang menjaga kehormatannya. Maka terpojoklah ummat yang ingin tetap dalam kesolehannya dan ironisnya yang memojokkannya, ya boleh jadi Ummat Islam itu sendiri yang tidak berkenan syariat dan sunnah nabi ini tegak.
Ingat, pemikiran “mending” yang tidak pada tempatnya, akan melalaikan dan meninakbobokkan Ummat Islam untuk berpikir ideal, yakni muslim yang amanah dan berhijab namun menjaga kehormatannya. Pemikiran yang sekuler itu melalaikan manusia hingga tak bisa membedakan yang buruk dan yang baik, yang katanya mengaku yakin bahwa Al Qur’an itu pembeda. Kita jangan terbawa arus, ini sangat tidak seimbang untuk dijadikan pilihan. Ini sangat meracuni ummat, ini juga akan menjadi pembenar bagi orang-orang yang tidak suka Islam, sehingga menebarkan virus “Ngapain berhijab, ngapain ngaji dan ngapain-ngapain yang dikonotasikan negatif lainnya, mendingan gak berhijab, mendingan gak usah ngaji, tapi perilakunya baik”. Terus, mendingan tidak korupsi walau kafir? Astagfirullah. Nah, ingatlah muslimin inilah nanti ujung-ujungnya. Hingga para iblis itu bersukaria atas kekafiran manusia.

Senyatanya, hari ini kita Ummat Islam wajib membenahi diri. Membina generasi melalui pendidikan Islami dan membangun persatuan ummat. Jangan putus asa terhadap upaya baik dan Islami yang kita tempuh, hingga suara Ummat Islam ini tidak terpecah. Sadarkah muslimin, bahwa kita sedang diadu domba oleh orang-orang yang tidak suka terhadap Islam. Boleh jadi orang Islam itu sendiri yang tidak paham sedang mengadu domba saudaranya sendiri. Wallahua’lam.

Si Manja yang menjadi Mujahid

Si Manja yang menjadi Mujahid
Untuk ukuran laki-laki Mekkah, Mushab bin Umair adalah seorang yang sangat lembut lagi rupawan. Keluarganya yang kaya tidak membiarkan ia menjadi laki-laki sejati. Ia teramat dimanja. Hidup Mushab sangat teratur, pakaiannya senantiasa rapi. Tak sekalipun terbiarkan rambutnya yang hitam ikal itu kusut. Giginya terawat bersih putih laksana mutiara. Mushab tidak pantas digolongkan sebagai pemuda Mekkah yang menjalani hari-harinya dengan keras. Mushab begitu “lembek”. bahkan angin pun mungkin bisa membuatnya jatuh.Mushab sangat suka memakai wangi-wangian. Orang akan segera tahu siapa yang lewat ketika Mushab berjalan jalan di sepanjang lorong kota Mekkah dari wangi yang tercium dari tubuhnya.
Bukan salah Mushab bin Umair jika ia menjadi seperti itu. Kematian ayahandanya membuat ibunya memperlakukan pemuda itu dengan begitu hati-hati, lembut dan sangat melindungi. Walau begitu Mushab sesungguhnya seseorang yang ramah. Ia lebih suka bergaul dengan orang-orang miskin, karena Mushab merasakan kekayaan keluarganya hanya menjadi beban saja.
Abu Bakar Shidiq diam-diam memperhatikan Mushab bin Umair. Ia melihat ada potensi dalam diri pemuda manja itu. Jika Mushab masuk Islam, Mushab akan menjadi suatu pilar dakwah yang sangat kuat. Dengan teratur dan penuh kesabaran, Abu Bakar mendekatinya. Waktu itu Mushab berusia 18 tahun.
Benar saja, Abu Bakar tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama untuk mengajak Mushab memeluk Islam. Pemuda itu langsung tertarik dengan apa yang ditawarkan oleh Abu Bakar. Mushab mengucap syahadat secara sembunyi-sembunyi. Bukan karena takut akan diketahui oleh penduduk Mekkah waktu itu. Tapi oleh karena kendala keluarganya yang masih jahiliyah, Mushab belum berani menunjukkan keislamannya. Ia sangat menyayangi ibunya, dan ia tahu keislamannya akan menyakiti ibunya. Dari hari ke hari, Mushab menjalankan kewajiban-kewajibannya sebagai muslim secara sembunyi-sembunyi.
Suatu ketika seorang musyrikin Quraisy memergoki Mushab tengah shalat. Melihat kejadian itu, dengan terkejut ia mendatangi keluarga Mushab. Semua gempar. Mushab yang akan dijadikan tumpuan masa depan keluarga ternyata masuk Islam.
Ibu Mushab merasa terkejut mengetahui keadaan itu. Ia memanggil putranya. Mushab sendiri tidak begitu terkejut. Ia memang mnyadari bahwa lambat laun keislamannya pasti akan diketahui oleh keluarga dan lingkungannya. Hanya soal waktu saja. Tak banyak yang bisa dinyatakan oleh Mushab ketika ia ditanya perihal kebenaran berita yang dibawa oleh kafir Quraisy yang memergoki sholatnya.
“Ya betul, ibunda. Aku telah lama menganut agamanya Muhammad. “ ujar Mushab.
Mendengar jawaban tersebut, alangkah marah ibunya. Mushab diikat dan dikurung. Ia tidak diberi makan dan minum, hingga kesadarannya hampir hilang. Keluarganya berharap, dengan diberi hukuman seperti itu, Mushab akan meninggalkan agama yang baru dianutnya. Mushab hanya berserah diri kepada Allah.
Di tengah penderitaannya, Mushab mencari-cari jalan agar bisa meloloskan diri. Dia berhasil, Mushab lari dari rumahnya. Ia berlari dan berlari saja tanpa tujuan yang pasti, sementara tubuhnya semakin lemah karena tidak ada yang dimakannya. Dengan tenaga yang tersisa, ia menyusuri jalan-jalan.
Allah tentunya tidak membiarkan hamba-Nya yang terus-menerus menderita. Di tengah perjuangannya, Mushab berjumpa dengan suatu rombongan. Suatu kafilah Kaum Muslimin yang akan berpindah ke Habsyah. Mushab memutuskan dirinya untuk ikut rombongan itu. Ia memohon untuk serta ke Habsyah. Karena tidak menyusahkan rombongan,Musyhab diijinkan. Sebenarnya inilah rombongan dari Kaum Muslimin yang pertama kali meninggalkan Mekkah sebagai cikal bakal rombongan-rombongan selanjutnya dalam proses hijrah ke Yastrib.
Mushab tidak lama tinggal di Habsyah. Di kota itu ia merasa keislamnya tidak berkembang. Maklum Rasulullah saw tidak tinggal di kota itu. Maka akhirnya ia kembali lagi ke Mekkah dan langsung menemui Rasulullah saw. Ia memutuskan untuk tinggal bersama Rasulullah saw. Sejak itu setiap hari Mushab mendapat didikan dan gemblengan dari Rasulullah saw langsung. Islamnya semakin mantap. Banyak pelajaran yang dikuasainya. Al Qur’an menjadi kehidupan sehari-harinya. Setiap hari, Mushab keluar satu majelis ilmu ke majelis ilmu lainnya bersama Rasulullah saw, hingga perlahan-lahan sirnalah sifat manja yang dulu lekat dengannya. Rasulullah saw telah membentuk Mushab menjadi pribadi yang mempesona.
Benar dugaan Abu Bakar, Mushab adalah bibit unggul. Di bawah bimbingan Rasulullah saw, Mushab menjadi seseorang yang fakih dalam agama. Hingga pantaslah ketika nabi memilih Mushab untuk berdakwah ke Yastrib, menyebarkan Islam. Ini bukan penunjukan sembarangan. Yastrib adalah kota yang umat Islamnya amat sedikit pada waktu itu.Hanya ada Asad bin Zurarah. Itupun selama ini ia menyembunyikan identitas keislamnnya. Maka, kedatangan Mushab bin Umair adalah sebuah misi penting. Ia yang akan memberi pemahaman tentang hijrah yang kelak akan dilakukan kaum muslimin Mekkah.Ditemani Abdullah bin Ummi Makhtum, Mushab tinggal di rumah Asad bin Zurarah. Mereka adalah tiga serangkai pertama yang menyebarkan dakwah di Yatsrib.

Yastrib sendiri bukanlah kota yang ramah, terutama bagi para pendatang. Semuanya berjalan tidaklah mudah. Mushab tetap harus mencari penghidupannya. Ia selalu terbentur oleh modal ketika hendak berdagang. Maka satu-satunya yang bisa ia lakukan adalah menjadi kuli angkat barang. Di Yastrib, Mushab sangat menderita. Ini adalah sesuatu yang tidak pernah ia rasakan ketika bersama keluarganya dulu. Tapi ditengah kondisi seperti itu tidak sedikitpun takwanya menurun. Bahkan ketaatan dan taqqarubnya terus meningkat.
Karena masa lalunya yang teramat dimanja, Mushab bin Umair bukanlah orang yang tegar dan kuat terutama ketika maju ke medan perang. Rasulullah saw dan sahabat lainnya sangat menyadari itu. Maka hampir di setiap peperangan, salah satunya Perang Badar, ia hanya bertugas memegang bendera perang yang panjangnya sekitar 1,5 meter dan lebarnya 1 meter. Tapi sumbangan terhadap Islam tidaklah diragukan lagi. Simanja itu telah menjadi mujahid sejati. (islampos)


Selasa, 17 Mei 2016

Mendidik Anak agar Gemar Membaca sejak Dini

Mendidik Anak agar Gemar Membaca sejak Dini

Membaca adalah jendela dunia. Lewat membaca, setiap orang akan mengenal ilmu baru bahkan mempraktekkannya. Membaca akan memperluas pandangan tentang dunia. Konon, banyak membaca juga membuat seseorang lebih peduli akan dunia sekitar. Sayangnya, minat membaca di negara kita sendiri masih minim. Terlihat dari adanya anggapan bahwa “orang membaca itu sedang tidak ada pekerjaan”. Oleh karena itu, pandangan ini pelan-pelan harus diubah dengan menggiatkan hobi membaca, termasuk pada anak sejak dini. Bagaimana cara mendidik anak agar gemar membaca? Yuk, sama-sama belajar lewat tips berikut:
1. Tanamkan Anggapan bahwa Membaca adalah Kebutuhan Bukan Sekadar Hobi
Miris jika kita sendiri masih mengabaikan kegiatan satu ini. Menganggap baca buku hanya untuk mengisi waktu luang, bukan kebutuhan. Padahal, membaca dapat melatih otak agar tetap aktif dan kreatif, selain membuat individu menjadi lebih peka. Jadi, cara mendidik anak agar suka membaca yang pertama adalah menanamkan pemikiran bahwa membaca itu penting, bukan cuma membaca di sekolah, tapi dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Contoh lain adalah dengan tidak memarahi anak ketika sedang membaca karena menganggap hal tersebut tidak berguna.
2. Contohkan! Orang Tua yang Gemar Membaca akan Menjadi Panutan Anaknya
Kembali ingat peran orang tua sebagai guru utama. Tindakan kita di rumah secara tidak langsung akan diingat dan dipelajari oleh anak-anak kita. Dengan melihat bahwa kita suka menyempatkan waktu untuk membaca, baik itu koran pagi atau buku-buku, anak umumnya akan tertarik untuk melakukan kebiasaan yang sama. Mungkin dimulai dengan “mengganggu” hobi ini, seperti menarik koran dan mengambil alihnya. Tidak mengapa karena anak akan mengenal bentuk bacaan dan variasi huruf dari perilaku ini.
3. Menghadiahi Anak dengan Buku, Tidak Melulu Mainan atau Pakaian
Ketika anak berhasil mencapai prestasi tertentu, misal mendapat peringkat tiga besar atau juara di lomba tertentu, atau ketika mereka berulang tahun, coba hadiahi mereka dengan buku-buku untuk dikoleksi. Tidak harus selalu, dalam artian kita masih bisa memberi mainan, sepeda, berlibur, atau hadiah lain. Tapi, mulai tanamkan berharganya nilai sebuah ilmu dalam buku dengan cara ini. Perlahan-lahan, ajak anak mengoleksi buku dan merapikannya dalam rak yang mungkin kelak menjadi perpustakaan pribadinya.
4. Membacakan Dongeng atau Hikayat Menjelang Tidur
Tidak hanya menjelang terlelap, membacakan hikayat sebagai cara mendidik anak agar suka membaca dapat dilakukan kapan pun, misalnya ketika sedang duduk mengobrol berdua sepulang anak sekolah atau ketika menasihati anak. Agar kosa kata dan koleksi cerita lebih banyak, kita pun harus banyak membaca. Anak akan mengingat hikayat-hikayat sebagai pedoman dalam berperilaku sehari-hari atau kembali menceritakannya pada teman-temannya. Dengan ini, kemampuan anak berbahasa juga terlatih, kan?
5. Berlibur ke Toko Buku bukan hanya ke Mall atau Arena Bermain
Ketika minat membaca anak mulai tumbuh, cara mendidik anak agar suka membaca lainnya adalah rajin-rajin mengajak mereka ke toko buku. Tidak perlu berlama-lama, paling tidak perlihatkan kepada anak betapa asyiknya menghabiskan waktu di sana dan betapa senangnya memiliki banyak koleksi buku. Bisa jadi, ketika anak mulai mencintai buku, justru mereka yang akan meminta berlama-lama di toko buku. Jadi, jangan cuma berlibur ke mall.
Mari terapkan cara mendidik anak agar mencintai literasi dan membaca sejak dini. Dimulai dari diri sendiri sebagai teladan, lalu menjadikan hal tersebut sebagai hobi bersama di dalam keluarga. Tetap selektif dalam mencari bacaan yang pantas dikonsumsi anak sesuai usia perkembangan. Semoga suatu hari anak-anak kita dapat kreatif berkarya lewat hobi membaca. (abiummi.com)


Teruslah Berkreasi...!

Teruslah Berkreasi...!

Satu cara yang mungkin agar Anda bisa terus berkreasi dalam hidup adalah dengan menyadari bahwa reaksi orang lain memang bukan milik Anda.

Apabila mereka menyukai karya Anda?
Wahh luar biasa.

Apabila mereka mengabaikan karya Anda?
Sayang sekali, ya.

Apabila mereka salah paham terhadap karya Anda?
Ya, sudah, tak usah dipikirkan.

Lantas... apabila mereka sangat membenci karya Anda dan bahkan menyerang Anda dengan keji, mencaci-caci kejeniusan Anda, memfitnah niat baik Anda, hingga mengotori nama baik Anda?
Tersenyumlah yang manis dan dengan sesopan yang Anda sanggup, berilah mereka saran untuk pergi membuat karya luar biasa mereka sendiri, dan Anda... lanjutkanlah berkreasi...

(www.termotivasi.com)

Jumat, 13 Mei 2016

REZEKIKU ATAU REZEKI AYAM...???

REZEKIKU ATAU REZEKI AYAM...???

Di sebuah desa berkumpul beberapa orang pemuda mereka asyiik bercengkerama dan bercanda satu sama lainnya, tepatnya di warung kopi Bu Sumi  yang juga menjajakan jagung bakar.
Sambil menikmati kopi dan jagung bakar, mereka terus asyik dalam perbincangan, kadang-kadang mereka terdiam dan kadang pula mereka tertawa terbahak-bahak. 

Tiba-tiba muncul seorang pria tua renta mendatangi warung tersebut. Rambutnya telah putih, badannya agak bongkok dan bajunya agak tak terurus.
Pak tua itu lalu mendatangi kumpulan pemuda tersebut sambil berkata, “Tolong, Nak.. Saya lapar sudah beberapa hari ini saya tak makan,” kata orang tua ini. 
“Saya berasal dari desa di lereng gunung,” lanjutnya lagi.
Mendengar hal itu para pemuda ini menghentikan sejenak obrolan mereka. Namun bukannya menolong, mereka malah tertawa terbahak-bahak melihat penampilan orang tua ini. Kemudian seakan-akan tak menyadari kehadiran orang tua ini mereka kemudian melanjutkan canda  tawanya tanpa menghiraukan perkataan orang tua tadi.

Dengan memelas orang tua ini kembali berkata, “Tolonglah nak... Bagi-bagilah rezeki Allah... Berilah saya beberapa biji jagung itu...”,“Nanti Allah mudahkan rezekimu,” lanjutnya lagi.
Tapi kembali tak ada yang menghiraukan orang tua ini. Mereka terus saja makan dan minum sambil tertawa-tawa. Dengan sedih orang tua itu berkata, “Mungkin tak ada rezeki saya disini yang telah ditetapkan oleh Allah.”

Apaaa... Rezekimu???” Tiba-tiba seorang pemuda dengan sombongnya menghardik orang tua itu.
Pemuda yang menghardik ini bernama Saprul. Ia memang terkenal dengan sifat sombong dan angkuh, mungkin karena ayahnya termasuk tuan tanah di kampung itu dan dia terlalu dimanjakan oleh orang tuanya, sehingga cenderung meremehkan orang lain.
Makanan dan minuman  adalah hasil kerja kami, usaha kami, waktu kami, pikiran kami dan tak ada sangkut pautnya dengan Tuhan!” katanya. “Kalau mau makan sana kerja!” Katanya lagi dengan nada yang meninggi tanpa ada rasa hormat kepada orang tua.
Mendengar hal itu orang tua ini mengucapan istighfar dan berkata, “Maafkan saya Nak.”
Yaaaa... Pergi sana! Semua ini rezeki kami dan tak ada rezeki orang lain!” jawabnyaDengan sombong kembali ia berkata, “Lihat biji jagung ini rezeki siapa..?” Ujar Saprul sambil memegang biji jagung di depan mukanya.
“Entahlah Nak... mungkin rezeki seekor ayam di negeri seberang,” jawab orang tua itu.
“Hahhh? Apa? Rezeki ayaaaaammm???” Sahut Saprul sambil tertawa terbahak-bahak. “Ini rezeki saya!” Lanjutnya sambil terus tertawa diikuti oleh kawan-kawannya.

Karena terlalu asyik tertawa, tiba-tiba jagung yang dipegang di depan wajahnya terjatuh dan celakanya biji jagung itu tidak jatuh kemulutnya melainkan masuk ke dalam lobang hidung Saprul, masuk dan tersangkut!
Saprul kelabakan, ia sulit bernafas..hidungnya perih... mukanya merah padam menahan rasa sakit. Teman-temannya menjadi panik melihat apa yang terjadi terhadap Saprul. Mereka menjadi kebingungan, segera mereka membawa Saprul pulang ke rumahnya tanpa menghiraukan orang tua tadi.
Bingung, gaduh, kacau, itulah yang terjadi ketika Saprul tiba di rumahnya. Saprul berteriak-teriak kesakitan, orang tuanya pun menjadi panik.
Dipangggillah tabib untuk mengeluarkan biji jagungnya, tapi tetap tak bisa keluarSaprul terus merasakan perih di hidungnya.

Demikian terus terjadi hingga suatu hari terdengar kabar ada seorang tabib di negeri seberang yang sangat ahli dalam pengobatan. Mendengar hal itu keluarga Saprul langsung membawa Saprul ke negeri seberang tersebut. Untuk sampai kesana mereka harus menyeberangi lautan dengan perahu.
Singkat cerita, mereka tiba di dermaga  negeri seberang. Saprul sempoyongan  turun dari perahu, ia terkena flu berat akibat hidungnya tersumbat oleh biji jagung.

Begitu tiba di tempat si tabib ternyata tempat itu ramai oleh pasien. Dan karena musim kemarau, banyak debu beterbangan kesana- kemari hingga membuat Saprul tambah tak nyaman. Ia merasa terganggu oleh debu-debu yang beterbangan. Tiba-tiba Saprul kesusahan bernapas oleh debu dan hidungnya yang tersumbat, akibatnya ia tersedak dan bersin dengan kerasnya. Begitu ia bersin tersembur pula biji jagung yang ada di lobang hidungnya.
Biji jagung terbang jatuh ke tanah. Begitu mendarat biji jagungnya langsung disambar oleh seekor ayam.
Haaap!!! Masuk ke dalam paruh ayam, hilang tanpa bekas.

Melihat hal itu Saprul gembira dan tertegun. Ternyata jagung ini bukan rezeki saya tapi rezeki ayam di negeri seberang... “Betul kata orang tua itu..! gumam Saprul dalam hati.Akhirnya timbul penyesalan dalam hatinya dan berjanji tidak akan mengulang perbuatannya.


Rezeki seseorang telah tertulis sebelum dia lahir ke muka bumi dan tak akan mati sebelum rezekinya habis.
Rezekimu tak akan diambil orang lain dan rezeki orang lain tak akan bisa kita ambil.
Dan jangan karena keterlambatan rezeki membuat kita mencarinya dengan cara yang tak halal.
Carilah rezeki melalui Keridhaan-Nya.