Refresh
Oleh : Rofiq Abidin
“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah
kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.” (QS. Al Fajr : 27-28)
Pagi
nan cerah memberi warna tersendiri bagi kita. Membuka hari dengan hati lapang,
memulai semua aktivitas dengan penuh semangat dan senyuman terindah kita berikan
kepada sekitar. Setidaknya beberapa ritual ini akan menarik kelimpahan dan
keberkahan disepanjang hari. Beragam peristiwa yang hadir terkadang tak menjadi
keinginan kita, namun senyatanya hadir memberi kita pelajaran berharga. Tak
perlu panik menghadapi semua, karena masalah adalah bagian tak terbantahkan
bagi kelangsungan hidup manusia. Ia datang untuk menguji dan ia hadir untuk memberi
warna-warni kehidupan kian menjadi makin elok. Bagi seorang mukmin, saat
memulai sesuatu telahpun dianjurkan untuk menghubungkan semua dengan Sang
Pencipta, yakni dengan membaca “basmalah”. Dalam proses ikhtiarpun dianjurkan
untuk “berdo’a” dan saat mengakhiri semua dianjurkan untuk membaca “hamdalah”. Ketiga
pesan Islam ini tentunya tidak hanya ungkapan verbal semata, namun penuh
penghayatan dan aktualisasi dalam kesalehan amal dan kesalehan sosial. Bagi
yang jiwanya mutma’inah (penuh ketenangan) akan mendapat sambutan spesial dari
Allah. Ia akan dipanggil untuk berada didalam naungan ridho Allah yang penuh
kesejukan dan penuh kedamaian. Saat kita sedih, kita butuh refresh. Saat kita
kecewa kita butuh refresh. Saat kita panik, kita butuh refresh. Karena dengan
refresh, maka jiwa kita menjadi lapang menampung segala masalah yang ada.
Dengan refresh, maka pikiran kita jadi sehat dan kreatif. Dengan refresh, maka
langkah kita menjadi semakin matang dan bijak.
Refresh
menjadi Pengendali
Tak ada yang tak pernah salah, yang
ada adalah orang yang bersih dari salah karena ampunan Allah. Tak ada orang
yang tidak pernah emosi, yang ada adalah orang yang sanggup mengendalikan
emosi. Tak ada orang yang tak pernah kecewa, yang ada adalah orang yang tulus
ikhlash menerima kenyataan hidup. Semua sikap negatif itu akan kembali normal
saat kita mampu merefresh hati dan pikiran kita. Semua masalah menjadi semakin
rumit saat hati tidak dalam keadaan lapang. Bahkan yang sederhana saja bisa
membelit aktivitas kita, karena hati dan pikiran kita tidak kita refresh. Mari
kita coba merefresh dalam setiap kehidupan kita dengan mengikuti langkah-
langkah berikut :
1. Mulailah semua
pekerjaan kita dengan menghubungkannya kepada Allah, niscaya akan kita dapatkan
“kasih dan sayang” Allah. Dengan mengkaitkan diri dengan asma Allah maka kasih
sayang Allah akan hadir nyata dalam kehidupan kita. Bermakna semua pekerjaan
yang kita lakukan mestilah kita dasarkan pada wahyu Ilahi, sehingga kita mendapat bimbingan Allah dalam
memulai apapun. Kita mau memulai usaha, mulailah semua karena Allah, kita mau
beribadah, mulailah karena Allah dan kita mau menjalin hubungan dengan manusia,
maka niatkan semua karena Allah.
2. Saat langkah
terasa lelah, segarkan kembali niat suci.
Perjalanan
hidup kadang membuat kita terasa capek, lelah dan lunglai. Namun jika mau
refresh dulu sejenak, kita akan dapat bangkit lagi untuk berjalan. Dengan
melapangkan hati dan menyegarkan kembali pikiran kita, maka ide segar akan
tercukil dengan sendirinya untuk mengusir kelelahan kita. Karena lelah
sesungguhnya butuh istirahat sejenak, maka istirahatkanlah sejenak hati dan
raga kita, tak perlu memaksakan. Namun juga jangan terlena, karena tujuan asal
istirahat adalah untuk menyegarkan kembali hati dan raga menuju perjalanan
akhir yang lebih bahagia dan membahagiakan.
3. Saat kecewa
mendera, segarkan kembali dengan ketulusan.
Tak ada
manusia yang ingin celaka, namun sebenarnya banyak manusia yang mengundang
celaka dengan perbuatannya yang meninggalkan keimanan. Kecewa dengan orang
lain, kecewa dengan komunitas tertentu dan kecewa dengan diri sendiri terkadang
menghambat kelancaran progres hidup kita. Padahal kecewa itu tidak memberi
pengaruh apa-apa pada kita. Hanya hikmah dan keikhlasan yang dapat menyegarkan
kembali saat kita kecewa. Kecewa datang penuh emosional, sehingga banyak orang
kecewa hingga menutupi akal sehat dan keimanan mereka. Yang terbaik adalah
segarkan kembali hati kita dengan menerima kenyataan secara ikhlas dan menggali
hikmah. Itulah yang akan mengantarkan kita untuk kembali bangkit dan kembali
pada prinsip kebenaran.
4. Saat diri
merasa gagal, segarkan kembali dengan syukur
Mungkin
pembaca telah sangat paham bagaimana mensyukuri keberhasilan. Namun bagaimana
dengan mensyukuri kegagalan? Apa maksudnya? Bukan berarti “syukurin”, namun
mensyukuri apa saja yang ada, kenyataan yang ada. Boleh jadi Allah tidak
berkenan terhadap keberhasilan kita, karena Allah hendak menyelamatkan diri
kita dari kebatilan. Karena saat kita merasa berhasil, ternyata ada jalan haram
yang meggoda kita untuk kemudian menuntun kita pada kejahiliyahan. Mensyukuri
kegagalan, berarti merefresh kembali hati dan pikiran untuk lebih dewasa
menerima kenyataan, untuk kembali mengevaluasi sikap dan keputusan yang kita
ambil.
Kembali
pada ridho dan jalan Tuhan itulah pada dasarnya yang menjadikan kita lebih
bahagia, lebih tenang dan lebih sejahtera. Apapun keadaan kita saat ini,
syukurilah dan segarkan kembali semangat kita dengan memulakan semua dengan benar.
Kepuasan hati untuk dunia memang tidak akan ada habisnya, namun menempuh
kepuasan hati untuk ridho Ilahi akan terasa menyamankan, menyegarkan hati serta
lebih kekal. Semoga kita dapat terus merefresh hati dan pikitan kita, saat kita
lelah, saat kita gundah, saat kita merasa gagal, sehingga tak ada kata menyerah
untuk menuju kepuasan hati yang suci
lagi diridhoi Ilahi.