Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Unborn 8.0 Yellow Pointer

Blogger news

Senin, 17 Januari 2011

RAGAM ILMU


PENEMUAN ALAT-ALAT TULIS



KALKULATOR
Si mesin hitung alias kalkukator ternyata dulu ditemukan oleh remaja Perancis berusia Sembilan belas tahun bernama Blaise Pascal pada tahun 1642 . Blaise kerap membantu ayahnya yang bekerja sebagai pelayan toko dan sepanjang hari harus berkutat dengan berbagai perhitungan matematika.
Untuk meringankan pekerjaan ayahnya itu ,Blaise lalu membuat mesin hitung sederhana yang terbuat dari kotak kayu dengan enam digit angka . Dengan menekan angka –angka , kotak tersebut bisa melakukan penjumlahan dan pengurangan dengan sangat cepat.

KERTAS
Ts,ai Lun, yang masih keturunan bangsawan asal Lei yang,China menemukan kertas kira-kira  pada tahun 105 Masehi. Ia membuat kertas dari kulit kayu murbei yang dihancurkan dan direndam bersama rami ,kain bekas dan jala ikan . Setelah menjadi seperti bubur ,bagan –bahan tadi di pres lalu dikeringkan.
Temuan kertas sebagai media menulis ini segera terkenal sampai Negara-negara tetangga sebagai media menulis . Sudah tentu , cara pembuatan terus diperbaiki untuk mendapatkan kertas sebaik saat ini.

MESIN TIK MESIN BERISIK
Ide diciptakannya mesin tik sebenarnya sudah dimulai dimulai sejak tahun 1714 , oleh Henry Mill di England. Tapi sayangnya ,penemuan itu tak bisa bertahan . Tahun 1829, William Burt asal Detroit mencoba membuat konsep mesin tik dengan penataan karakter huruf yang disusun berputar . Tapi penemuan Burt ini juga tidak bisa bertahan lama karena proses mengetik jadi jauh lebih lama ketimbang menulis dengan tangan.
Barulah pada tahun 1867, Christoper Latham Soles asal Milwaukee, berhasil mmbuat mesin tikpertama yang benar-benar bisa digunakan secara praktis dan bermanfaat.Nah, berdasarkan penemuan mesin tik Christoper ini, pada tahun 1872 Thomas Alva Edison mencoba mengembangkannya mesin tik eletrik. Suaranya pun tidak berisik seperti mesin tik zaman dulu. Tik… Tak….Tik…Tuk…

PENGHAPUS TULISAN (TIPP-EX)
Gara-gara sering bikin kesalahan sewaktu mengetik, Bette Nesmith Graham menjadi pencipta cairan pengoreksi tulisan. Tahun 1951, ia bekerja sebagai sekretaris lepas di Texas Bank & Trust. Karena memang tidak pandai mengetik, Bette kerap membuat kesalahan. Dia lalu mencari akal agar ia tidak terus-terusan mengetik ulang.
Tiba-tiba dia teringat cara kerja para pelukis yang bisa mengoreksi kesalahan yang dibuat dengan memolesnya lagi dengan warna lain . Bette lalu mencampur sejumlah cairan dasar cat di botol kuteknya, yang digunakan lalu Bette untuk menghapus kesalahan yang dibuat saat mengetik dan menulis. Bette menyebutnya “Mistake  out”.
Temuannya sekarang menjadi begitu popular dan dia menjadi kaya raya dari hasil penjualan hak paten dan royalty temuannya itu.

KRAYON
Krayon merek Cryaola adalah krayon anak-anak pertama yang ditemukan oleh Edwin Binney dan sepupunya C.Harold Smith pada tahun 1903. Semula Edwin dan Harold bekerjasama dalam usaha semir sepatu dan tinta cetak.Mereka kemudian mulai mengadakan penelitian untuk membuat alat menggambar untuk anak-anak yang tidak mengandung racun. Akhirnya mereka berhasil , mesti warna krayon yang dibuat saat itu sebatas warna hitam , coklat , biru,merah,ungu,orange,kuning, dan hijau.
Merek Crayola sendiri dipilih oleh Alice Stead Binney (istri Edwin), yang berasal dari gabungan bahasa Perancis craie (chalk – kapur tulis) dan oleaginous (oily – berminyak).

PENSIL
Sejak ditemukannya batu grafit Cumberland, Inggris, orang menggunakannya untuk menulis atau menggambar. Saat itu orang menggunakan batu  grafit dengan melilitkan tali di sekelilingnya. Nah, pada pertengahan abad XIV, Konrad von Gesner, keturunan Swiss – Jerman mencoba membalut grafit dengan kayu untuk menggambar, tapi gagal karena batu grafit mudah patah.

Barulah 2 abad kemudian, Nicholas Jacques Conte asal Prancis menemukan cikal bakal pensil. Ia mencampurkan grafit dengan tanah liat, lalu didapatkan hingga berbentuk seperti lidi kemudian dibakar. Setelah itu, grafit yang telah diolah tadi dimasukkan ke dalam tabung kayu.

JEJAK RISALAH


Rufaidah binti Sa’ad, Perawat Muslim yang Terlupakan

Rufaidah binti Sa’ad memiliki nama lengkap Rufaidah binti Sa’ad Al Bani Aslam Al-Khazraj. Dia tinggal di Madinah, lahir di Yatsrib dan termasuk dalam Kaum Ansar yaitu suatu golongan yang pertama kali menganut Islam di Madinah. Ayahnya seorang dokter dan dia mempelajari ilmu keperawatan saat membantu ayahnya. Saat Kota Madinah berkembang, Rufaidah mengabdikan dirinya merawat kaum muslimin yang sakit dan membangun tenda di luar Mesjid Nabawi saat dalam keadaan damai. Dan saat perang Badar, Uhud, Khandaq, dia menjadi sukarelawan dan merawat korban yang terluka akibat perang. Dia juga mendirikan rumah sakit lapangan saat perang dan Rasulullah SAW pun memerintahkan agar para korban yang terluka di bantu olehnya. Rufaidah juga melatih beberapa kelompok wanita untuk menjadi perawat dan dalam perang Khibar mereka meminta ijin kepada rasul untuk ikut di garis belakang pertempuran untuk merawat mereka yang terluka dan rasul pun mengijinkannya. Inilah dimulainya awal mula dunia medis dan dunia keperawatan.

Peran Rufaidah Dalam Dunia Keperawatan
Konstribusi Rufaidah tidak hanya merawat mereka yang terluka akibat perang, namun juga terlibat dalam aktifitas sosial di komuniti. Dia memberikan perhatian kepada setiap orang miskin, anak yatim, atau penderita cacat mental. Dia merawat anak yatim dan memberikan bekal pendidikan. Rufaidah digambarkan memiliki kepribadian yang luhur dan empati sehingga memberikan pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasiennya dengan baik pula. Sentuhan sisi kemanusiaan adalah hal yang penting bagi perawat, sehingga perkembangan sisi tehnologi dan sisi kemanusiaan (human touch) mesti seimbang. Rufaidah juga digambarkan sebagai pemimpin dan pencetus sekolah keperawatan pertama di dunia Islam, meskipun lokasinya tidak dapat dilaporkan, dia juga merupakan penyokong advokasi pencegahan penyakit (preventif care) dan menyebarkan pentingnya penyuluhan kesehatan (health education).


Masa Sejarah Perkembangan Islam dalam Keperawatan
Masa sejarah perkembangan Islam dalam keperawatan tidak dapat dipisahkan dalam konteks perkembangan keperawatan di Arab Saudi khususnya, dan negara-negara di timur tengah umumnya. Berikut ini akan lebih dijelaskan tentang sejarah perkembangan keperawatan di masa Islam dan di Arab Saudi khususnya.

1.      Masa penyebaran Islam/ The Islamic Period (570 – 632 M)
Masa penyebaran Islam (570 - 632 M). Pada masa ini keperawatan sejalan dengan perang kaum muslimin / jihad, pada masa ini lah Rufaidah binti Sa’ ad memberikan kontribusinya kepada dunia keperawatan. 
Masa setelah Nabi (632 - 1000 M). Masa ini setelah nabi wafat, pada masa ini lebih didominasi oleh kedokteran dan mulai muncul tokoh-tokoh Islam dalam dunia kedokteran seperti Ibnu Sinna, Abu bakar ibnu Zakariya Ar-Razi (Ar-Razi), bahkan Ar-Razi sendiri menulis dua karangan tentang ” The Reason why some persons and common people leave a physician even if he is clever “.

2.      Masa Setelah Nabi/Post –Prophetic Era (632 – 1000 M).
Sejarah tentang keperawatan setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW jarang sekali (Al Simy, 1994). Dokumen yang ada lebih didominasi oleh kedokteran di masa itu. Dr Al-Razi yang digambarkan sebagai seorang pendidik, dan menjadi pedoman, juga menyediakan pelayanan keperawatan. Dia menulis dua karangan tentang "The Reason Why Some Persons and the Common People Leave a Physician Even if He Is Clever" dan "A Clever Physician Does Not Have the Power to Heal All Diseases, for That is Not Within the Realm of Possibility." Di masa ini ada perawat diberi nama "Al Asiyah" dari kata Aasa yang berarti mengobati luka, dengan tugas utama memberikan makanan, memberikan obat dan rehidrasi.
3.      Masa Late to Middle Ages (1000 – 1500 M)
Diymasa ini negara-negara Arab membangun RS dengan baik, dan mengenalkan perawatan orang sakit. Ada gambaran unik di RS yang tersebar dalam peradaban Islam dan banyak dianut RS modern saat ini hingga sekarang, yaitu pemisahan anatar ruang pasien laki-laki dan wanita, serta perawat wanita merawat pasien wanita dan perawat laki-laki, hanya merawat pasien laki-laki (Donahue, 1985, Al Osimy, 2004).

4.      Masa Modern (1500 – sekarang) Early Leaders in Nursing’s Development
Masa ini ditandai dengan banyaknya ekspatriat asing (perawat asing dari Eropa, Amerika dan Australia, India, Philipina) yang masuk dan bekerja di RS di negara-negara Timur Tengah. Bahkan dokumen tentang keperawatan di Arab, sampai tahun 1950 jarang sekali, namun di tahun 1890 seorang misionaris Amerika, dokter dan perawat dari Amerika telah masuk Bahrain dan Riyadh untuk merawat Raja Saudi King Saud.
Dimasa ini ada seorang perawat Timur Tengah bernama Lutfiyyah Al-Khateeb, seorang perawat bidan Saudi pertama yang mendapatkan Diploma Keperawatan di Kairo dan kembali ke negaranya, dan di tahun 1960 dia membangun Institusi Keperawatan di Arab Saudi.


Meskipun keperawatan masih baru sebagai profesi di
timur tengah, sebenarnya telah dibangun di masa Nabi Muhammad SAW. Ini mempengaruhi filosofi praktek, dan profesi keperawatan. Dan sejak tahun 1950 dengan dikenalkannya organized health care dan pembangunan Rumah Sakit di Arab Saudi, keperawatan menjadi lebih maju dan bukan hanya sekedar pekerjaan (job training).
Semoga keperawatan dan Islam dapat berkembang sejalan dalam harmoni seiring tuntutan asuhan keperawatan, kompleksitas penyakit, perkembangan tehnologi kesehatan dan informatika kesehatan, sehingga kita tetap bisa mengenang dan menteladani sejarah perkembangan keperawatan yang di mulai oleh Rufaida binti Sa'ad.









CINDERA HATI


Lemparan Batu

Tersebutlah seorang pengusaha muda dan kaya. Ia baru saja membeli mobil mewah, sebuah Jaguar yang mengkilap. Kini, sang pengusaha, sedang menikmati perjalanannya dengan mobil baru itu. Dengan kecepatan penuh, dipacunya kendaraan itu mengelilingi jalanan dengan penuh rasa bangga dan prestise.
Di pinggir jalan, tampak beberapa anak yang sedang bermain sambil melempar sesuatu. Namun, karena berjalan terlalu kencang, tak terlalu diperhatikannya anak-anak itu. Tiba-tiba, dia melihat seseorang anak kecil yang melintas dari arah mobil-mobil yang diparkir di jalan. Tapi, bukan anak-anak yang tampak melintas sebelumnya.
"Buk....!" Aah..., ternyata, ada sebuah batu seukuran kepalan tangan yang menimpa  Jaguar kebanggaannya yang dilemparkan si anak itu. Sisi pintu mobil itupun lecet, tergores lemparan batu tersebut.
"Cittt...." ditekannya rem mobil kuat-kuat. Dengan geram, dimundurkannya mobil itu menuju tempat arah batu itu di lemparkan. Jaguar yang tergores, bukanlah perkara sepele. Apalagi, kecelakaan itu dilakukan oleh orang lain, begitu pikir sang pengusaha dalam hati. Amarahnya memuncak. Dia pun keluar mobil dengan tergesa-gesa. Di tariknya anak yang dia tahu telah melemparkan batu ke mobilnya, dan di pojokkannya anak itu pada sebuah mobil yang diparkir. "Apa yang telah kau lakukan?! Lihat perbuatanmu pada mobil kesayanganku!! Lihat goresan itu!!", teriaknya sambil menunjuk goresan di sisi pintu. "Kamu tentu paham, mobil baru jaguarku ini akan butuh banyak ongkos di bengkel untuk memperbaikinya", ujarnya lagi dengan sangat kesal dan geram, tampak ingin memukul anak itu.
Si anak yang kurus kecil itu tampak menggigil ketakutan dan pucat, dan berusaha meminta maaf. "Maaf Pak, maaf. Saya benar-benar minta maaf. Sebab, saya tidak tahu lagi harus melakukan apa." Air mukanya tampak sekali merasa ngeri, dan tangannya bermohon ampun. "Maaf Pak, saya melemparkan batu itu, karena tak ada seorang pun yang mau berhenti...." Dengan air mata yang mulai berjatuhan di pipi dan leher, anak tadi menunjuk ke suatu arah, di dekat mobil-mobil parkir tadi. "Itu disana ada kakak saya yang lumpuh. Dia tergelincir, dan terjatuh dari kursi roda. Saya tak kuat mengangkatnya, dia terlalu berat, tapi tak seorang pun yang mau menolongku. Badannya tak mampu saya papah, dan sekarang dia sedang kesakitan.."
Kini, ia mulai terisak. Dipandanginya pengusaha tadi. Matanya berharap pada wajah yang mulai tercenung itu. "Maukah Bapak membantu saya mengangkatnya ke kursi roda? Tolonglah, kakak terluka, tapi saya tak sanggup mengangkatnya."
Tak mampu berkata-kata lagi, pengusaha muda itu terdiam. Amarahnya mulai sedikit reda setelah dia melihat seorang lelaki yang tergeletak sedang mengerang kesakitan. Kerongkongannya tercekat. Ia hanya mampu menelan ludah. Segera dia berjalan menuju lelaki tersebut, di angkatnya si cacat itu menuju kursi rodanya. Kemudian, diambilnya sapu tangan mahal miliknya, untuk mengusap luka di lutut yang memar dan tergores, seperti sisi pintu Jaguar kesayangannya.
Setelah beberapa saat, kedua anak itu pun berterima kasih, dan mengatakan bahwa mereka akan baik-baik saja. "Terima kasih, dan semoga Tuhan akan membalas perbuatan baik Bapak." Keduanya berjalan beriringan, meninggalkan pengusaha yang masih nanar menatap kepergian mereka. Matanya terus mengikuti langkah sang anak yang mendorong kursi roda itu, melintasi sisi jalan menuju rumah mereka.
Berbalik arah, pengusaha tadi berjalan sangat perlahan menuju Jaguar miliknya. Ditelusurinya pintu Jaguar barunya yang telah tergores oleh lemparan batu, sambil merenungkan kejadian yang baru saja dialaminya. Kerusakannya bisa jadi bukanlah hal sepele, tapi pengalaman tadi menghentakkan perasaannya.
Akhirnya ia memilih untuk tak menghapus goresan itu. Ia memilih untuk membiarkan goresan itu, agar tetap mengingatkannya pada hikmah ini. Ia menginginkan agar pesan itu tetap nyata terlihat: "Janganlah melaju dalam hidupmu terlalu cepat, karena, seseorang akan melemparkan batu untuk menarik perhatianmu."
Teman, sama halnya dengan kendaraan, hidup kita akan selalu berputar, dan dipacu untuk tetap berjalan. Di setiap sisinya, hidup itu juga akan melintasi berbagai macam hal dan kenyataan. Namun, adakah kita memacu hidup kita dengan cepat, sehingga tak pernah ada masa buat kita buat menyelaraskannya untuk melihat sekitar?  Sang Maha Kuasa akan selalu berbisik dalam jiwa, dan berkata lewat kalbu kita. Kadang, kita memang tak punya waktu untuk mendengar, menyimak, dan menyadari setiap ujaran-Nya. Kita kadang memang terlalu sibuk dengan bermacam urusan, memacu hidup dengan penuh nafsu, hingga terlupa pada banyak hal yang melintas.
Teman, kadang memang, ada yang akan "melemparkan batu" buat kita agar kita mau dan bisa berhenti sejenak. Semuanya terserah pada kita. Mendengar bisikan-bisikan dan kata-kata-Nya, atau menunggu ada yang melemparkan batu-batu itu buat kita...

MIND SET-YSH


KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

Kalimat tersebut telah diajarkan dan ditanamkan pada kita sejak kecil, kalimat yang dirumuskan oleh para founding fathers negara ini, dengan harapan bisa diwujudkan oleh generasi penerusnya, yaitu generasi yang berperikemanusiaan, berkeadilan dan berkeberadaban.
Sering kita mendengar dan melihat berita-berita di TV bahkan kadang kala melihat langsung dengan mata kepala kita sendiri bagaimana kekerasan dan anarkisme terjadi, nilai-nilai humanisme seakan sudah tidak berlaku lagi, kebiadaban dan keberingasan manusia bak binatang bahkan tidak jarang lebih jahat dan sadis, telah merusak tatanan dan nilai-nilai moral masyarakat.
Bumi semakin tua seiring tuanya peradaban manusia. Sekarang bumi yang kita pijak ini semakin sering melakukan protes dengan bahasa alamnya seperti banjir, longsor, gempa  bumi, badai, dll, seakan sudah kehilangan kesabaran dan tidak mau kompromi dan berdamai dengan manusia. Tidak cukupkah itu sebagai renungan bagi manusia, makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna?
Beradab mempunyai makna beraturan atau mempunyai aturan. Kemajuan teknologi komunikasi telah membuat jarak antar negara di bumi seakan-akan tidak ada batasannya sehingga manusia begitu mudah menyerap berbagai macam aturan dan paham dari manapun juga. Nilai benar dan salah tidak jarang menjadi relatif, misalnya yang satu mengatakan bahwa pornografi adalah kemaksiatan dan pelanggaran hak asasi manusia sedangkan yang lain memandangnya sebagai bagian dari seni. Itu hanya sebagian kecil contoh kerancuan pandangan hidup yang terjadi di negeri yang kita cintai ini yang bahkan berlangsung berlarut-larut hingga detik ini. Lantas apa yang harus kita lakukan?
Manusia di bumi ini tidak ada yang tidak percaya pada Tuhan meskipun ada paham atheisme (paham tidak bertuhan). Manusia punya hati nurani sebagai dasar kebenaran, manusia akan mengakui dengan rela atau terpaksa bahwa ada kekuatan yang maha dahsyat yang bergerak di luar kemampuannya.
Agama apapun mempunyai ajaran penyelarasan antara Sang Kholiq, alam jagad raya, dan manusia. Islam melalui Al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah SWT telah mengajarkan pada kita bagaimana kita hidup, bagaimana kita bermasyarakat , dan bagaimana kita bernegara. Bukan hanya sebuah ajaran teori, tapi sudah menjadi karya nyata yang luar biasa yaitu dengan terwujudnya Madinah Al Munawaroh. Rosulullah Muhammad berhasil meramu dan mewujudkan tatanan kehidupan  manusia yang beradab, bermoral, dan berkeadilan. Ajaran Ilahi telah disinergikan dengan masyarakat dengan segala macam perbedaannya menjadi satu kesatuan yang harmonis di Kota Yatsrib  yang akhirnya menjadi Madinah.
Allah menjaga kebenaran Al Qur’an. Kita sebagai makhluk-Nya tentunya tinggal patuh dan taat dalam menjalankan perintah dan larangan-Nya, “Tidaklah Aku ciptakan jin  dan manusia kecuali untuk ibadah”(QS. 51 : 56). Tentu bila manusia mau menyelaraskan dirinya dengan ajaran Ilahi, Insya Allah kemanusiaan yang  beradab, bermoral dan berkeadilan tidak lagi hanya menjadi slogan dan harapan kosong belaka di negeri kita tercinta ini.

PESAN ILAHIYAH


INDAHNYA MELAYANI SESAMA
“Derajat yang tertinggi adalah kemanfaatan”. Kalimat yang mengandung arti mendalam, diungkapkan oleh seorang motivator terkenal, Mario Teguh. Sayangnya dalam kehidupan ini tidak semua orang dapat memaknai kalimat tersebut. Kemanfaatan terhadap sesama adalah seberapa besar aktivitas kita sehari-hari membawa kemanfaatan bukan hanya pada diri dan keluarga namun lebih jauh lagi, kemanfaatan tersebut dapat dirasakan pula oleh orang lain, seperti diungkapkan dalam hadist Rosulullah Muhammad SAW yang artinya “Sebaik-baik manusia adalah orang yang bermanfaat untuk orang lain”. Dalam hal ini Rosululloh telah memberi contoh kepada kita dimana dalam setiap tindakan atau aktivitas, Beliau selalu melakukan hal yang membawa kemashlahatan untuk semua umat manusia. Kemanfaatan di sini dapat kita maknai dengan melayani. Ada lima poin tentang pelayanan yang akan kita kupas, yaitu :
1.  Memulai dengan hati yang ikhlas dan penuh kasih
Dalam hal bekerja pun, kita juga saling melayani, contohnya : staf melayani pimpinannya, sebaliknya pimpinan juga melayani stafnya. Jika dalam melayani, kita melaksanakannya tidak dengan hati yang penuh kasih maka akan terjadi jurang pemisah yang dalam. Demikian juga dalam kehidupan bermasyarakat, manakala dalam hal pelayanan ini ada satu pihak yang kurang ikhlas, pasti ada pihak lain yang merasa tidak diuntungkan.  Kemudian contoh berikutnya yaitu seorang penjual. Lebih penting mana menjual atau melayani? Perlu kita pahami dalam konsep penjualan ada 4 tahapan bagi pembeli yaitu, 1. Membeli (karena ingin tahu/ mencoba), 2. Membeli lagi, 3. Membeli lebih banyak dan selanjutnya 4. Membeli terus. Jika penjual memberikan pelayanan yang bagus maka pembeli tersebut akan menjadi pelanggan tetap. Sehingga kuncinya adalah melayani.
Ada satu konsep yang sangat baik yang diterapkan oleh semua utusan Allah SWT, yaitu: NOL PAMRIH. Mereka melakukan sesuatu dengan ikhlas tanpa pamrih, tanpa mengharap imbalan dari siapapun. Hanya berharap pamrih dari Sang Pencipta. Allah-pun melarang kita berharap pamrih terhadap makhluk ciptaan-Nya, hanya kepada-Nya lah kita berharap pamrih, mengharap cinta dari-Nya. Jika cinta Allah kita dapatkan maka tidak ada satupun urusan di dunia ini yang tidak dapat kita selesaikan.
Secara fitrah, Allah memberi setiap makhluknya hati yang penuh kasih. Saat seorang manusia melayani sesamanya dengan hati yang penuh kasih dan nol pamrih, maka Allah akan mengisi kekosongan itu dengan kasih-Nya. Namun saat manusia itu mengharapkan sesuatu (keduniaan), maka kehampaanlah yang ia rasakan. Dalam Firman-Nya Q.S. Al Maidah : 85 Allah SWT menyatakan “Maka Allah memberi mereka pahala terhadap perkataan yang mereka ucapkan, (yaitu) surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya. Dan itulah balasan (bagi) orang-orang yang berbuat kebaikan (yang ikhlas keimanannya)”. Kita dapat mengaplikasikan ayat tersebut dengan selalu mengucapkan kalimat, melalui lisan kita, perkataan yang baik saja. Tanpa mengeluh, mengumpat dan mencela. Begitu pula semua perilaku kita, sebaiknya kita selalu berbuat kebaikan. Sekecil apapun perbuatan baik itu pasti akan membawa manfaat untuk kita dan orang lain, yang kelak akan dihisab oleh Allah SWT.
Namun untuk berbuat kebajikan ada satu sifat yang selalu dibisikkan oleh syetan yaitu kemalasan atau yang paling terasa tipis godaan syetan itu adalah penundaan. Dalam hal ini Rosulullah bersabda “jika kamu bisa mengerjakan sore ini jangan tunda sampai besok pagi”. Ada pepatah bijak juga mengatakan bahwa rasa malas itu tidak akan membuatmu kerdil jika kamu tidak berlaku malas. Oleh karena itu rasa malas dan penundaan itulah yang menghambat kita untuk berbuat satu kebaikan. Menghambat kita memperoleh pahala dan ridho dari Allah SWT. Kita tidak tahu sampai kapan kita berada di dunia yang fana ini. Kehidupan di dunia inilah kesempatan bagi manusia untuk berbuat sebanyak-banyaknya menimbun pahala kebajikan dan lebih jauh lagi bagaimana agar pahala itu terus mengalir walaupun kita sudah wafat.
  1. Disertai dengan wajah yang teduh
Ada sebuah kisah dalam Al-Qur’an, saat Allah menegur Rosulullah dalam Surat ‘Abasa ayat 1– 11, “Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling. Karena telah datang seorang buta kepadanya. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa). Atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfa’at kepadanya?. Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup. Maka kamu melayaninya. Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau dia tidak membersihkan diri (beriman). Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran). Sedang ia takut kepada (Allah). Maka kamu mengabaikannya. Sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan. Dari Surat tersebut, kita diingatkan oleh Allah bahwa dalam melayani, kita tidak boleh memandang kelas atau derajat orang.
Di sinilah makna kemanfaatan itu, saat perbuatan baik kita dirasakan manfaatnya oleh orang lain, kemudian orang itu merasa bahagia dan selanjutnya menduplikasikan perbuatan baik yang pernah kita lakukan, begitu pula seterusnya, maka insya Allah pahala kebaikan itu akan terus diberikan kepada kita. Dalam Q.S. Az Zalzalah ayat 7: ”Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya”. Disamping itu perlu juga kita waspadai tentang perkataan dan perbuatan yang jelek yang mungkin tidak kita sadari. Dalam surat Az-Zalzalah ayat 8 Allah SWT mengingatkan “Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula”.  Menyikapi hal tersebut kita dianjurkan oleh Rosulullah Muhammad SAW untuk memperbanyak amalan istighfar dalam keseharian. Mari kita perbaiki akhlak dan perilaku dengan meng-uswah pada Rosulullah.
  1. Memperjelas atau berfokus pada kebaikan orang lain
Saat kita melakukan hal yang kita anggap sebagai satu kebaikan, belum tentu hal itu juga baik menurut orang lain. Namun saat kita berfokus tindakan kita untuk kebaikan orang lain maka niscaya kebaikan itu juga bemanfaat bagi diri kita secara pribadi dan keluarga. Dalam setiap do’a kita pun diajarkan oleh Rosulullah untuk mendoakan kebaikan bagi muslim yang lain, bukan hanya untuk diri kita. Insya Allah kebaikan itu juga akan kembali kepada diri kita. Insya Allah orang yang telah merasakan manfaat atas perbuatan kita juga akan mendoakan kita.
  1. Memperbanyak kebaikan dan jumlah orang yang merasakan kebaikan kita
Dari sinilah Insya Allah akan Allah berikan kebahagiaan dalam kehidupan kita di dunia juga di akhirat. Marilah kita berlomba-lomba memperbanyak kebaikan yang kita lakukan kepada sebanyak-banyaknya orang, tentu saja dengan segenap ketulusan, sepenuh hati tanpa mengharap sanjungan dari orang lain. Dalam sebuah hadist Rosulullah yang diriwayatkan oleh Al Bukhari, “Sebaik-baik orang adalah yang paling benci jika disanjung, sehingga tanpa disanjungpun dia akan menjadi orang yang mulia”. Semoga Allah selalu memberikan kita hati yang ikhlas, memberi kesempatan pada kita semua menjadi insan kamil, manusia yang akan selalu dikenang akan perbuatan baiknya.