Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Unborn 8.0 Yellow Pointer

Blogger news

Jumat, 10 Juni 2011

At Tarbiyah

SHALAT YUK, NAK!

 Salah satu kewajiban utama orang tua adalah mendidik anak-anaknya untuk taat pada perintah Allah, termasuk dengan mengajarkan sholat. Sering kali orang tua lalai akan kewajiban yang  satu ini. Dengan dalih, “kan masih kecil, belum baligh”, sehingga akhirnya anak-anak tumbuh besar dengan kebiasaan tidak sholat. Rasullullah SAW dalam haditsnya memerintahkan kepada orang tua untuk mengajarkan anaknya sholat ketika usia 7 tahun. Jika pada usia 10 tahun belum mengerjakan sholat, orang tua boleh memukulnya. Tentu saja ungkapan ini perlu dimaknai dengan benar, karena makna ‘pukullah’ di sini tentu bukan melakukan hukuman dengan kekerasan fisik yang menyakitkan dan melukai anak tetapi bahwa orangtua harus menunjukkan ketidak-senangan dan konsekuensi yang sangat tegas saat anak menolak shalat. Ini menunjukkan bahwa mendidik sholat memang bukanlah hal yang mudah. Bahkan harus dimulai sejak usia dini, bukan baligh.
Dalam ilmu pendidikan anak, seorang anak usia 0-5 tahun merupakan ‘peniru’ yang baik. Hendaknya orang tua peka dan menjadikan ini kesempatan untuk memberikan tauladan yang bisa ditiru oleh anak-anak mereka. Dalam hadits dari Abu Qatadah disebutkan “Rasulullah sholat bersama kami sambil menggendong Umamah binti Zainab. Jika ia sujud, diletakkanya Umamah. Dan bila ia berdiri digendongnya”. Sungguh sebuah tauladan yang sempurna, bagaimana menanamkan positive feeling  tentang sholat pada anak di usia dini.
Dalam Buku “92 Cara Mudah Membiasakan ANAK SHALAT” yang di tulis oleh Hana’ binti Abdul Aziz ash-Shunai’ yang merupakan ringkasan dari buku beliau yang berjudul “Tajarib li al-Aba’ wa al-Ummahat fi Ta’wid al-Aulad ‘ala ash-Shalat” (Usaha Orang Tua untuk Membiasakan Anak-anak Mereka Sholat), ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua untuk melatih dan menumbuhkan kebiasaan sholat pada anak- anak, antara lain :
1. Keikhlasan Anda dalam mendidik anak- anak sholat untuk mencari Wajah Allah SWT dan negeri akhirat akan memancarkan kekuatan-kekuatan yang ada pada diri Anda dan menjadikan Anda seperti gunung yang tidak goyah oleh terpaan angin dan perubahan iklim terhadap anak-anak Anda.
2. Bangunlah keyakinan pada diri mereka bahwa maut bisa datang kapan saja! Jelaskan tentang husnul khotimah dan su’ul khotimah.
3. Mengajarkan firman Allah SWT : “Tidakkah mereka mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya?” (Al-’Alaq : 14) untuk menumbuhkan keyakinan akan pengawasan Allah terhadap mereka.
4. Jangan menampakkan rasa putus asa dalam memperbaiki anak Anda di hadapannya.
5. Sebaiknya sang Ayah pun ikut mengontrol sholat anak- anak dengan cara menelpon dan menanyakan perihal shalat anak-anak ketika bekerja/ keluar rumah.
6. Dahulukan masalah akhirat atas masalah- masalah dunia, misalnya : menunaikan shalat pada waktunya lebih penting daripada melaksanakan tugas-tugas sekolah, memelihara waktu sholat lebih penting daripada berbincang-bincang, bermain, nonton, dll.
7. Belikan beberapa buku bergambar/cd edukatif yang menjelaskan cara wudhu dan sholat praktis dengan gambar, serta berisi sebagian dzikir.
8. Merangkul, mencium, menepuk bahu dan mengusap punggung serta mengadakan kontak batin yang diberikan oleh kedua orangtua sebagai motivasi pada anak untuk sholat setelah mereka menunaikannya, (nilainya) akan dapat melebihi ribuan hadiah lain.
9. Kaitkan hati anak-anak Anda dengan Allah SWT, dengan menanamkan prinsip-prinsip tauhid dalam diri mereka; cinta  Allah SWT dan cinta Rasul-Nya; taat Allah SWT dan taat Rasul-Nya; takut, harap dan iman.
10. Jangan mengandalkan salah satu pihak untuk mengajarkan anak-anak shalat. Sang ayah jangan hanya mengandalkan sang ibu, begitu pula sebaliknya.
11. Pada permulaan membiasakan anak untuk sholat, bisa dengan cara memberikan mereka hadiah.
12. Pujian objektif untuk anak Anda saat berada di dekat kerabat, seperti kakek, paman dan anak-anak seusianya, akan mendorong anak untuk sholat dan beramal sholeh.
13. Jadilah teladan baik bagi anak-anak Anda wahai ayah dan ibu, dengan menjadi pribadi yang paling memelihara shalat dan orang pertama yang shalat pada waktunya.
14. Manfaatkan pertemuan-pertemuan keluarga untuk melaksanakan shalat berjama’ah.
15. Berbincang- bincanglah dengan anak Anda dengan bahasa perasaan yang menyentuh, “Ayah sangat menyayangimu, ayah mengkhawatirkanmu terkena adzab neraka, engkau tak akan menemukan orang yang menasehatimu seperti ayah, engkau adalah belahan jiwa ayah, ayah tidak akan membiarkanmu disiksa di neraka, ayah menginginkanmu di surga bersama ayah, insya Allah, dan ayah tidak akan membiarkanmu menjadi bahan bakar neraka jahannam.” Biarkan anak-anak Anda melihat air mata Anda berlinang saat Anda mengingatkan mereka dari api neraka dan azab, dan saat anda mengajak mereka menuju kebaikan dan surga, itu membuat mereka merasa bahwa kata-kata Anda benar dan memiliki pengaruh yang mendalam pada diri mereka.
16. Katakan pada anak Anda, “Shalat membedakanmu dengan orang-orang kafir. Yang ada hanyalah Muslim atau kafir, tidak ada pertengahan di antara keduanya. Untuk itu, pilihlah untuk dirimu sendiri!”
17. Carilah teman-teman yang baik untuk anak-anak Anda. Saat ibu tahu bahwa di keluarga fulan ada putri-putri yang sebaya dengan anaknya yang mentaati syariat Allah SWT, hendaklah dia sering-sering mengunjunginya dengan membawa serta putrinya dan mengajak mereka untuk sering berkunjung ke rumah. Ayah juga harus melakukan hal serupa untuk putra-putranya.
18. Ciptakan spirit persaingan dalam ibadah di antara anak- anak Anda, amal baik secara umum, dan mendirikan shalat secara khusus.
19. Ajarkan anak- anak surat- surat pendek dan belikanlah perangkat shalat untuk anak-anak Anda.
20. Doakan kebaikan untuk anak anda. Berdoalah untuknya saat Anda tidak berada di hadapannya dan sesekali saat Anda berada di hadapannya.
Semoga Allah SWT memberikan kemudahan para orang tua dalam mengajarkan anak-anak mereka shalat. Aamiin yaa Robbal ‘Alamiin…

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Assalamualaykum.
Mas/Mba saya pinjam foto yang diatas untuk keperluan poster Muslim Kampus. Syukron