Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Unborn 8.0 Yellow Pointer

Blogger news

Kamis, 18 Februari 2016

Harun Ar-Rasyid, Pemimpin yang Dirindukan

JEJAK RISALAH



                      Harun Ar-Rasyid, Pemimpin yang Dirindukan

Figur Harun Ar-Rasyid yang legendaris ini terlahir pada 17 Maret 763 M di Rayy, Teheran, Iran. Dia adalah putera dari Khalifah Al-Mahdi bin Abu Ja’far Al-Mansur khalifah Abbasiyah ketiga. Ibunya bernama Khaizuran seorang wanita sahaya dari Yaman yang dimerdekakan dan dinikahi Al-Mahdi. Sang ibu sangat berpengaruh dan berperan besar dalam kepemimpinan Al-Mahdi dan Harun Ar-Rasyid.
Sejak belia, Harun Ar-Rasyid ditempa dengan pendidikan Agama Islam dan pemerintahan di lingkungan istana. Salah satu gurunya yang paling populer adalah Yahya bin Khalid. Berbekal pendidikan yang memadai, Harun pun tumbuh menjadi seorang terpelajar. Harun Ar-Rasyid memang dikenal sebagai pria yang berotak encer, berkepribadian kuat, dan fasih dalam berbicara.
Ketika tumbuh menjadi seorang remaja, Harun Ar-Rasyid sudah mulai diterjunkan ayahnya dalam urusan pemerintahan. Kepemimpinan Harun ditempa sang ayah ketika dipercaya memimpin ekspedisi militer untuk menaklukkan Bizantium sebanyak dua kali. Ekspedisi militer pertama dipimpinnya pada 779 M – 780 M. Dalam ekspedisi kedua yang dilakukan pada 781-782 M, Harun memimpin pasukannya hingga ke Pantai Bosporus. Dalam usia yang relatif muda, Harun Ar-Rasyid yang dikenal berwibawa sudah mampu menggerakkan 95 ribu pasukan beserta para pejabat tinggi dan jenderal veteran. Dari mereka pula, Harun banyak belajar tentang strategi pertempuran.
Sebelum dinobatkan sebagai khalifah, Harun didaulat ayahnya menjadi gubernur di As-Siafah Tahun 779 M dan di Maghrib pada 780 M. Dua tahun setelah menjadi gubernur, sang ayah mengukuhkannya sebagai putera mahkota untuk menjadi khalifah setelah saudaranya, Al-Hadi. Pada 14 Septempber 786 M, Harun Ar-Rasyid akhirnya menduduki tahta tertinggi di Dinasti Abbasiyah sebagai khalifah kelima.
Di bawah kepemimpinan Harun Ar-Rasyid, Umat Islam mengalami masa keemasan (The Golden Ages of Islam). Seluruh penerjemah Muslim, Yahudi dan Kristen berkumpul di Baghdad untuk mengalihbahasakan naskah-naskah ilmu pengetahuan dari bahasa asing ke dalam Bahasa Arab.
Pusat-pusat kajian digalakkan oleh pemerintah sementara para ulama dan intelektual rajin menulis karya-karya mereka. Baghdad menjadi tujuan belajar dan detak jantung peradaban dunia. Di masa ini ilmu sangat dihargai dan para ilmuwan mendapatkan perlakuan yang istimewa oleh masyarakat bahkan oleh Khalifah Abbasyiah sendiri.
Khalifah dan para perdana menteri (wazir) menyerahkan anak-anak mereka kepada para Ulama dan Ilmuwan Islam untuk diasah akal dan moralnya. Di hadapan para Ulama dan Ilmuwan Muslim, tidak ada perlakuan khusus bagi anak-anak pejabat negara. Sebaliknya, para anak pejabat tersebut diharuskan menunjukkan sikap hormat yang tinggi terhadap guru mereka sebagai bukti penghargaan mereka terhadap ilmu pengetahuan.
Sebagai pemimpin, Harun Ar-Rasyid menjalin hubungan yang harmonis dengan para ulama, ahli hukum, penulis, qari dan seniman. Ia kerap mengundang para tokoh informal dan profesional itu keistana untuk mendiskusikan berbagai masalah. Harun Ar-Rasyid begitu menghargai setiap orang. Itulah salah satu yang membuat masyarakat dari berbagai golongan amat menghormati, mengagumi, dan mencintainya. Harun Ar-Rasyid adalah pemimpin yang mengakar dan dekat dengan rakyatnya. Sebagai seorang pemimpin dan muslim yang taat, Harun Ar-Rasyid sangat rajin beribadah. Konon, dia terbiasa menjalankan shalat sunat hingga seratus rakaat setiap harinya. Dua kali dalam setahun, khalifah kerap menunaikan ibadah haji dan umrah dengan berjalan kaki dari Baghdad ke Makkah. Ia tak pernah lupa mengajak para ulama ketika menunaikan Rukun Islam kelima.
Jika sang khalifah tak berkesempatan untuk menunaikan ibadah haji, maka dihajikannya sebanyak tiga ratus orang di Baghdad dengan biaya penuh dari istana. Masyarakat Baghdad merasakan dan menikmati suasana aman dan damai di masa pemerintahannya. Dalam menjalankan roda pemerintahan, Harun Ar-Rasyid tak mengenal kompromi dengan korupsi yang merugikan rakyat. Sekalipun yang berlaku korup itu adalah orang yang dekat dan banyak berpengaruh dalam hidupnya. Tanpa ragu-ragu Harun Ar-Rasyid memecat dan memenjarakan Yahya bin Khalid yang diangkatnya sebagai wazir.
Inilah yang menjadi awal kemajuan yang dicapai Islam. Menggenggam dunia dengan ilmu pengetahuan dan perabadan. Pada era itu pula berkembang beragam disiplin ilmu pengetahuan dan peradaban yang ditandai dengan berdirinya Baitul Hikmah yaitu perpustakaan raksasa sekaligus pusat kajian ilmu pengetahuan dan peradaban terbesar pada masanya. Harun pun menaruh perhatian yang besar terhadap pengembangan ilmu keagamaan. Sang khalifah tutup usia pada 24 Maret 809 M pada usia yang terbilang muda, 46 tahun. Meski begitu pamor dan popularitasnya masih tetap melegenda hingga kini. Namanya juga diabadikan sebagai salah satu tokoh dalam Kitab 1001 Malam yang amat populer. Pemimpin yang baik akan tetap dikenang sepanjang masa. (islampos)


Rabu, 17 Februari 2016

Kenali Penyakit yang Muncul di Musim Hujan








AS - SIHAH



Kenali Penyakit yang Muncul di Musim Hujan


Kesehatan memang menjadi hal utama yang harus diperhatikan dengan baik setiap saat. Memiliki tubuh yang sehat akan memudahkan Anda untuk menyelesaikan semua aktivitas. Kewajiban untuk melakukan rutinitas pun tidak akan berkurang di musim hujan. Padahal cuaca yang dingin sering membuat orang ingin bersantai di rumah bersama keluarga. Keinginan untuk berlindung dari guyuran air hujan memang wajar sebab musim hujan beresiko menimbulkan jenis-jenis penyakit tertentu. Oleh sebab itu, kesehatan keluarga maupun kesehatan diri sendiri patut lebih diperhatikan menjelang musim hujan. Jangan sampai daya tahan tubuh yang menurun menyebabkan proteksi kesehatan tubuh Anda menjadi lemah dan mudah jatuh sakit.

Mengapa musim hujan rentan menimbulkan berbagai jenis penyakit?
Musim hujan rentan dengan munculnya penyakit akibat perubahan suhu lingkungan. Ada beberapa jenis virus dan bakteri yang mudah berkembang biak karena perubahan suhu sehingga manusia rentan terinfeksi beberapa jenis penyakit pada musim ini. Agar kesehatan keluarga terjaga, Anda perlu mewaspadai beberapa jenis penyakit. Menurut Kementerian Kesehatan (www.depkes.go.id, 13 Januari 2014), ada penyakit yang perlu diwaspadai saat musim hujan datang, berikut beberapa di antaranya:

Diare
Penyakit yang ditandai buang air besar cair berkali-kali ini terjadi akibat bakteri yang menginfeksi saluran usus. Penyakit ini berpotensi muncul di musim hujan karena sumber-sumber air minum tercemar akibat banjir. Ketika terjadi banjir, biasanya sarana dan prasarana pengungsian hanya memiliki fasilitas terbatas. Selain itu kebersihan sarana tersebut biasanya kurang terjaga karena dipakai bersama-sama. Air bersih pun acapkali tak tersedia. Dalam kondisi semacam itulah, biasanya penyakit diare akan berkembang.
Cara efektif mencegah penyakit diare adalah dengan mencuci tangan memakai sabun setiap akan makan dan minum serta sehabis buang hajat, merebus air minum hingga mendidih, serta berupaya menghindari tumpukan  sampah di sekitar tempat tinggal.

Demam Berdarah
Saat musim hujan, biasanya akan banyak genangan air. Barang-barang seperti kaleng bekas, bejana, atau tempat lain yang berisi air hujan merupakan tempat ideal bagi nyamuk aedes aegypti, yakni nyamuk penyebar penyakit demam berdarah (DBD) untuk bersarang dan bertelur. Untuk mencegah berkembangnya jentik nyamuk aedes aegypti, Kementerian Kesehatan menganjurkan 3M, mengubur kaleng-kaleng bekas, menguras tempat penampungan air secara teratur, dan menutup tampungan air dengan rapat.

Leptospirosis (Demam Banjir)
Penyakit ini disebabkan bakteri leptospira yang menyebar melalui kotoran tikus. Ketika banjir, kotoran tikus akan bercampur dengan air.  Bila seseorang memiliki luka, kemudian terendam air banjir, maka orang tersebut bisa terinfeksiInilah mengapa di beberapa tempat penyakit ini dikenal juga sebagai demam banjir.
Gejala awal penyakit ini menyerupai gejala flu, yaitu demam tinggi, sakit kepala, menggigil dan nyeri.  Pada tahap lebih lanjut, muncul gejala berupa muntah, sakit kuning, nyeri perut, diare, dan ruam. Untuk mencegahnya, cara yang paling efektif adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Bersihkan tempat-tempat yang potensial menjadi sarang tikus.

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Gejala utama penyakit ISPA berupa batuk dan demam, sesak napas, dan nyeri dada. Agar terhindar dari penyakit ini, seseorang perlu menjaga daya tahan tubuh, mulai dengan mengkonsumsi makanan sehat seperti sayur dan buah, hingga berolahraga secara teratur. Cara lain adalah dengan menggunakan masker atau pentutup mulut ketika berdekatan dengan penderita ISPA. Untuk mencegah penularan pada orang sekitar, penderita juga perlu mengunakan masker dan tidak meludah sembarangan.

Penyakit Kulit
Saat musim hujan biasanya lingkungan sekitar menjadi lembab dan muncul  jamur serta bakteri yang menyebabkan penyakit kulit. Salah satu upaya pencegahannya adalah dengan menjaga kebersihan diri.

Penyakit Saluran Cerna Lain
Penyakit saluran cerna lain, misalnya demam tifoid atau tifus terjadi karena penyebaran bakteri. Penyakit ini ditandai dengan demam hingga 39-40 derajat celsius. Selain itu, biasanya perut terasa nyeri dan gampang muntah. Pencegahannya adalah dengan menjaga kebersihan makanan, air, dan lingkungan.

Waspadai Penyakit Kronik
Penurunan daya tahan tubuh mungkin saja terjadi di musim hujan. Karena itu, bagi penderita penyakit kronik, perlu lebih waspada. Sebab, daya tahan tubuh yang turun biasanya lebih rentan terkena penyakit yang bisa membuat kondisi makin menurun.
Faktor kebersihan dan pola hidup sehat menjadi  kunci utama dalam menghalau berbagai serangan bakteri dan virus penyebab penyakit. Karena itu untuk menjaga kesehatan keluarga, Anda harus selalu memperhatikan kebersihan di rumah, meningkatkan daya tahan tubuh, banyak makan makanan bergizi, serta menyempatkan waktu untuk berolahraga.
Selain itu, bila rumah atau lingkungan Anda terkena banjir, maka saat banjir telah surut dan Anda akan membersihkan kotorannya, gunakan sepatu boot dan pelindung tangan agar bisa mengurangi kontak langsung kotoran akibat banjir.
Nah, kini saatnya Anda melakukan gaya hidup sehat untuk menghindari jenis-jenis penyakit di atas saat musim hujan. (doktersehat.com)



Senin, 15 Februari 2016

Kisah Sukses Bambang Haryono, Mengubah Pohon Asam menjadi Barang Bernilai







INSPIRASI SUKSES .



Kisah Sukses Bambang Haryono, Mengubah Pohon Asam menjadi Barang Bernilai .

Usaha kerajinan tangan kayu pohon asam sudah digeluti selama tiga tahun silam, Bambang Haryono melihat ada kekhasan unik pada pohon asam. Menggeluti usahanya itu, Bambang lebih mengutamakan pemberdayaan masyarakat Banyuwangi daripada menggunakan tenaga mesin.
Pohon asam selama ini dianggap tidak memiliki nilai ekonomi tinggi, alias cuma untuk arang. Namun Bambang Haryono, seorang penggiat UMKM kerajinan asal Banyuwangi, kayu pohon asam bisa disulap menjadi barang yang berguna dan menghasilkan uang.
Melihat adanya potensi bagus dan berbekal keinginan yang kuat, akhirnya Bambang Haryono menjadikan pohon asam sebagai kerajinan tangan, termasuk limbahnya yang dijadikan ornamen furniture yang berkelas internasional.
“Kayu pohon asam menurut saya unik, seperti memiliki ciri yang khas dan juga tiap potong yang dibuat tidak akan pernah sama. Maka yang banyak berminat untuk produksi kayu asam ini Eropa dan Amerika,” kata Bambang yang ditemui di Workshop ‘Oesing Craft’ miliknya, Banyuwangi.
Saat ini perusahaannya telah memiliki lebih dari 250 pegawai yang dirangkulnya untuk membuat kerajinan kayu. Tenaga kerja itu direkrut dari berbagai kecamatan, yaitu Glagah, Kalipuro, dan Kabat. Bahkan Bambang juga bekerjasama dengan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat maupun Lembaga Pemasyarakatan (lapas) di Banyuwangi.
“Kita rangkul lapas agar napi-napi juga punya ketrampilan selama di dalam,” kata Bambang. Selain itu, Bambang juga memiliki anak cabang yang ada di Situbondo, Jember, dan Pasuruan. Kerajinan milik bambang ini beraneka ragam, seperti tablewear, mangkok, guci, tempat makan, dan tempat perhiasan.
Dengan Kegigihan Bambang, produk kerajinan asal banyuwangi ini telah beredar ke berbagai negara, seperti Swiss, Belanda, Jerman, Amerika, Jepang, Hong Kong, Singapura, dan Malaysia. Tak heran jika tiap bulan omzet yang didapat mencapai Rp 1 miliar.
Oesing craft bahkan sudah dikontrak oleh perusahaan besar asal Jepang untuk membuat kerajinan kayu. “Berapa pun yang kita produksi, mereka siap menerima. Bahkan untuk pengiriman ke Jepang itu ada batas minumum jumlah,” kata Bambang bangga.
Karena keuletan dan kegigihan itu, berbagai penghargaan telah diraih, seperti penghargaan dari Unesco Award of Excellence for Handycraft pada 2012 lalu untuk wilayah Asia Tenggara.
Selain itu juga meraih piagam penghargaan SMESCO Award Tahun 2009, Juara 2 Desain Cindera Mata Jatim 2009, Prabaswara Award di bidang Ekspor 2012, dan berbagai penghargaan bidang kerajinan serta pemberdayaan masyarakat.
“Kita tetap mengutamakan kualitas dari kerajinan yang kita buat. Saat pesanan banyak, kita tidak boleh lengah untuk mengutamakan kualitas tiap piece-nya. Kalau kualitas jelek, pasti konsumen lari, apalagi Jepang yang selalu teliti terhadap barang yang kita kirim”, tandas Bambang yang juga memiliki impian melatih para mantan PSK di Dolly untuk bisa memiliki ketrampilan membuat kerajinan dari pohon kayu ini. (detik.com)


DARI SEPULUH RIBU RUPIAH…
Menjelang shalat Isya, seorang wartawan duduk kelelahan di halaman sebuah masjid. Perutnya bertalu-talu karena keroncongan. Kepalanya clingak-clinguk mencari penjual makanan, tapi tak kunjung menemukannya. Dari wajahnya, tampak gurat-gurat kekecewaan.
Usut punya usut, si wartawan ini tengah kecewa berat karena gagal bertemu dengan seorang tokoh yang hendak diwawancarai. Betapa tidak kecewa, sejak siang hari dia sudah “mengejar-ngejar” tokoh tersebut. Siang hari, mereka bikin janji bertemu di sebuah kantor.
Beberapa saat sebelum waktu pertemuan itu berlangsung, tokoh penting ini mendadak membatalkan janji, ada acara mendadak katanya. Militansinya sebagai seorang wartawan untuk mendapatkan berita telah membuat pria muda ini mendatangi hotel tempat si pejabat meeting. Dua jam lamanya, dia menunggu. Namun sial, si pejabat itu keluar dari pintu samping hotel sehingga tidak sempat bertemu sang wartawan.
Tidak mau patah arang, dia segera mencari tahu di mana keberadaan pejabat itu. Dia pun mendapatkan informasi bahwa orang yang dicarinya itu sudah pulang ke rumahnya di sebuah kompleks perumahan elite. Tanpa banyak berpikir, sang wartawan tancap gas. Dengan motornya yang sudah agak butut, dia mendatangi perumahan tersebut. Walau harus tanya sana-tanya sini, akhirnya dia bisa sampai ke rumah si Pejabat.
“Aduh maaf, Mas, Bapaknya barusan pergi lagi. Ada pertemuan lagi katanya. Tapi, Bapak nggak bilang di mananya,” kata si penghuni rumah.
Lunglailah kaki si wartawan. Dia pun pergi. Berkali-kali dia coba mengontak si pejabat, tetapi berkali-kali pula ponselnya tidak diangkat. Sudah terbayang di benaknya kalau nanti malam dia akan ditegur atasannya karena tidak mampu mendapatkan berita. Perutnya yang keroncongan seakan menambah derita.
Saat duduk di masjid itulah, dia melihat seorang kakek yang baru saja selesai menunaikan shalat maghrib. Dipandanginya kakek itu. Penampilannya sangat tidak meyakinkan: tinggi, kurus, jambang putihnya tidak terurus, pakaiannya sangat sederhana dan sudah luntur warnanya, sandal jepitnya pun sudah butut.
Kakek itu menghampiri sebuah onggokan kayu bakar. Lalu, mengambil topi dan duduk melepas lelah tak jauh dari tempat si wartawan. Kerutan wajahnya yang hitam terbakar matahari seakan tampak makin mengerut karena kelelahan.
“Cep, peryogi suluh henteu? Peserlah suluh anu Bapa, ieu ti enjing-enjing teu acan pajeng!” kata Pak Tua kepada si Wartawan. Maksudnya, dia menawarkan kayu bakar yang dibawanya karena sejak dari pagi tidak laku-laku.
“Punten Bapa, abdi di bumi teu nganggo suluh (Maaf Bapak, saya di rumah tidak menggunakan kayu bakar),” jawabnya.
“Oh muhun, teu sawios. Mangga atuh, Bapa tipayun, (Oh iya, nggak apa-apa. Kalau begitu permisi, Bapak duluan),” ujar Pak Tua penjual kayu bakar itu.
Sebelum Pak Tua itu pergi, si wartawan segera mengambil dompet. Dilihatnya hanya ada uang sepuluh ribu, satu-satunya, plus beberapa keping uang receh. Itulah hartanya yang tersisa pada hari itu untuk makan dan membeli bensin. Namun, semua itu dia abaikan. Dia berikan uang sepuluh ribu itu kepada Pak Tua. Walau awalnya menolak, tapi akhirnya dia menerimanya pula.
Sambil menahan tangis haru, Pak Tua berkata, “Hatur nuhun Kasep, tos nulungan Bapak. Mugi-mugi Gusti Alloh ngagentosan kunu langkung ageung (Terima kasih, Cakep, sudah menolong Bapak, semoga Gusti Allah menggantinya dengan yang lebih besar).” Ternyata, bapak ini sejak pagi belum makan dan tidak punya uang untuk pulang.
Selembar sepuluh ribu telah mengubah segalanya. Dia telah sudi memasukkan rasa bahagia kepada saudaranya yang tengah kesusahan, Allah SWTpun langsung membalasnya dengan memasukkan rasa bahagia yang berlipat-lipat ke dalam hatinya.
Rasa lapar, penat, dan hati dongkol yang sebelumnya mendominasi dirinya langsung hilang sirna berganti kelapangan dan kebahagiaan. Uang sepuluh ribu itu benar-benar memberikan kepuasan yang sensasinya sulit terlupakan. Dia tidak bisa berkata apa-apa selain dari tetesan air mata bahagia. “Terima kasih, ya Allah, engkau telah memberiku rezeki sehingga bisa berbagi,” gumamnya.
Tak lama kemudian, datanglah karunia yang kedua. Ponselnya tiba-tiba berbunyi, dilihatnya sebuah pesan dari atasannya kalau dia tidak perlu lagi mengejar si pejabat karena ada narasumber lain yang lebih kompeten yang siap diwawancara seorang rekannya. Dia hanya memberi penugasan untuk meliput sebuah acara syukuran di salah satu hotel berbintang.
Karunia Allah yang ketiga pun segera datang. Di sela-sela acara liputan di hotel itu, sang wartawan dipersilahkan oleh panitia untuk menikmati hidangan mewah yang tersedia sepuasnya. Menjelang pulang, dia mendapatkan sebuah doorprize dan beberapa buah bingkisan sebagai ucapan terima kasih dari pihak penyelenggara. “Malam yang indah …,” ujarnya. ***