بسم الله
الرحمن الرحيم
Membaca AlQur’an
dengan Tadabbur, Tafakkur, dan Tabayyun
Oleh : Sujali, S.S
ملئكة جبريل : إِقْرَاءْ! يَا مُحَمَّدً!
محمد صلى الله عليه وسلم :مَا أَنَا بِقَارِئ.
Percakapan di atas adalah salah satu penggalan awal
komunikasi malaikat Jibril dengan Muhammad shallallaahu ‘alayhi wasalaam, dan percakapan
inilahyang merupakan nuqthotun ‘ulalahirnya peradaban dunia yang
cemerlang, serta mulailah kembali kalam – kalam langit menghiasi kehidupan
manusia yang berada di bumi ini, yang setelah sekian ratus tahun telah terputus
bahkan terabaikan oleh para manusia ketika itu (baca : ajaran Injil). Ya,
dengan adanya peristiwa yang terjadi di dalam Gua Hiro tersebut, maka hubungan
manusia dengan Sang Khalik mulai terjalin kembali yaitu adanya peristiwa turunnya
ayat Al Quran yang pertama kalinya (QS. Al ‘Alaq [96] ayat : 1-5).
Penulis tidak akan membahas tentang jawaban Muhammad
shallallaahu ‘alayhi wasalaam ketika diperintah Malaikat Jibril untuk iqro’!,
yaitu tentang maa ana biqori’nya.Hal ini karena terdapat beberapa
versi penerjemahan para ulamatentang jawaban Nabi tersebut, antara lain “Saya
tidak bisa baca, apa yang sayabaca?, atau dengan apa saya baca?”
Adanya beberapa versi penerjemahan tersebut menyebabkan dan melahirkan konsep
berpikir yang berbeda pula dalam memandang kondisi Nabi Muhammad ketika itu.
Namun yang akan penulis tekankan di sini adalah perintah sangat muliadan pertama
kali dalam AlQuran yaitumembaca(iqro’!).
Karena AlQuran (QS. Al Baqarah [2] ayat : 185) adalah
petunjuk(hudan) , penjelas (bayyinaat) dan pembeda (furqon)
bagi umat manusia dalam tatanan kehidupan didunia, maka dalam membaca AlQuran juga
harus dengan 3 hal yang tidak bisa dipisahkan dan harus dilakukan semua serta
tidak bisa dengan tergesa – gesa (QS. Alqiyaamah[75] ayat : 16-19), yaitu sebagai
berikut :
1.
Tadabbur
Tadabbur memiliki pengertian memperhatikan dengan seksama. Mentadabburi Al
Quran adalah langkah atau usaha mencari tahu makna dan maksud dari sebuah
lafadl, dalam hal ini adalah Al Quran sebagai Hudan. Allah berfirman
dalam QS. Muhammad [47] ayat : 24;
اَفَلاَيَتَدَبَّرُوْنَ
الْقُرْاٰنَ اَمْ عَلٰى قُلُوْبٍ اَقْفَالُهَا
Artinya:“Maka
apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci?”
Allah dalam ayat tersebut di atas memberi label hati terkunci bagi
mereka yang tidak mentadabburi Al Quran, ini bukti bahwa dalam membaca Al Quran
harus memiliki etika yang baik, diantaranya adalah dengan tadabbur/ merenungi/
memperhatikan dengan seksama, dan tentunya ini tidak akan bisa jika membacanya
dilakukan dengan tergesa– gesa. Jika tadabur Al Quran bisa kita lakukan dengan
baik, maka makna dan maksud apa yang terkandung dalam Al Quran insya Allah akan
bisa ketahui.
2.
Tafakkur
Allah SWT berfirman dalam QS. Ali ‘Imraan [3] ayat : 191;
وَيَتَفَكَّرُوْنَ فيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَاْلأَرْضِ ج رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلاً ج سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Artinya :“… dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):
"Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci
Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”
Tafakkur merupakan tindakan membaca Al Quran dengan cara memikirkan kenyataan
alam dari sebuah lafadl (hudan) hingga ketemu. Dengan membaca Al Quran secara
tafakkur inilah kita bisa merenungi, memikirkan dan menimbang dengan sungguh-
sungguh apa yang terkandung dalam Al Quran berkaitan dengan alam nyata. Dan tentunya hal ini tidak akan bisa jika membacanya dilakukan dengan
cara tergesa– gesa pula.
3.
Tabayyun
Tabayyun yaitu memeriksa secara teliti/ menegaskan/ mengkonkritkan
antara lafadl (hudan) dengan alam nyata (bayyinat). Allah SWT
berfirman dalam QS. Al Hujurat [49] ayat : 6 ;
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْاۤ
اِنْ جَاۤءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍفَتَبَيَّنُوْاۤ اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًا
بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ
Artinya:“Hai
orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu
berita, maka periksalah denganteliti agar kamu tidak menimpakan suatu
musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu
menyesal atas perbuatanmu itu.”
Tabayyun juga merupakan langkah pembuktian bahwa Al Quran memang benar–
benar kalam Ilahi yang sesungguhnya. Hal ini bisa disinergikan antara ayat–
ayat lafdliyah yang tertulis dalam mushaf Al Quran dengan bukti konkrit yang
ada dalam alam semesta. Jika Al Quran menerangkan bahwa bumi itu ada dengan berbagai
siklus dan kehidupannya, maka memang bumi itu ada dengan hal– hal tersebut.
Jika Al Quran menerangkan manusia dan segala proses penciptaannya, maka manusia
itu memang ada dengan segala proses penciptaannya, dan masih banyak lagi
tabayyun Al Quran yang dapat memperkuat keyakinan kita kepada Allah SWT.
Bagaimana jika kita
belum bisa membaca Al Quran? maka Allah telah memberikan kesempatan bagi tiap
umat manusia untuk senantiasa belajar, belajar dan belajar, yaitu :
1.
Belajar
dari huruf demi huruf,
2.
Belajar
dari ayat demi ayat,
3.
Belajar
dari surat demi surat.
Hal demikian telah Allah sampaikan dalam QS. Al Israa
[17] ayat 106 ;
وَقُرْاٰنًا
فَرَقْنٰهُ لِتَقْرَاَهُ عَلَى النَّاسِ عَلىَ مُكْثٍ وَنَزَّلْنٰهُ تَنْزِيْلاً
Artinya :“Dan Al Quran itu telah Kami
turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada
manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.”
Bagian demi bagian dalam
ayat di atas menunjukkan bahwa dalam menurunkan ayat– ayat Al Quran itu
sendiri, Allah melakukannya dalam proses yang panjang, artinya Allah tidak
menurunkan Al Quran 114 surat atau 30 juz sekaligus. Dan dengan inilah Allah
memberi pelajaran berharga bagi yang belum bisa membaca Al Quran, agar tetaplah
belajar, belajar dan belajar. Wallaahu a’laam.
0 komentar:
Posting Komentar