Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Unborn 8.0 Yellow Pointer

Blogger news

Selasa, 24 September 2013





Zombie adalah manusia dengan roh yang sudah dicuri lewat cara supranatural atau perdukunan, dan dipekerjakan sebagai budak yang mengabdi pada "majikan zombi" tersebut. Sementara keberadaan "virus" zombie pada manusia belum dipastikan secara ilmiah.
Tapi, tahukah anda? dalam dunia binatang, terdapat juga makhluk-makhluk yang bisa di jadikan “zombie” oleh binatang lainnya.

1. Kecoa

Ini seperti adegan dalam film Hollywood: tusukan cepat di bagian otak membuat orang tak bersalah menjadi korban serangan brutal dan mengerikan. Tapi bukan manusia yang jadi korban melainkan kecoa. Sedangkan penjahatnya adalah tawon. 
Dalam kisah nyata di alam, bisa tawon membuat kecoa tak mampu bergerak. Kecoa lalu diseret ke sarang tawon, dan terus hidup meski perutnya ditanami telur tawon. Saat telur itu menetas menjadi larva, ia memakan kecoa tak berdaya itu, dari dalam ke luar. Sebulan kemudian, tawon dewasa terbang dari "tempat kejadian perkara", meninggalkan bangkai yang membusuk. 

2. Kepiting

Ini adalah kisah tentang kepiting bertemu dengan teritip. Seekor teritip Sacculina yang ingin bersarang di dalam cangkang kepiting, menemukan jalannya untuk masuk. Saat masuk ke dalam tubuh kepiting, ia membuat rumah kecil yang nyaman yang terlihat seperti tumor di tubuh kepiting, terus memperpanjang sulurnya melalui tubuh kepiting dan perlahan- lahan makan inangnya. Setelah membunuh organ seks tempat tinggal barunya, kepiting menjadi kehilangan minat pada apapun selain melayani teritip yang kini jadi majikannya. Teritip lalu melubangi cangkang kepiting dan mengundang si jantan masuk dan berkembang biak dalam cangkang kepiting, dan beranak pinak di sana.

3. Semut

Penemuan zombie terjadi sepanjang waktu. Tahun ini para ilmuwan menemukan empat jenis baru jamur yang memangsa semut kayu. Jamur itu menginfeksi semut dan menggunakan sinyal kimia untuk mengarahkan semut ke luar dari jalurnya. 
Semut yang telah menjadi zombie itu kemudian meninggalkan koloninya dan menancapkan rahangnya di bawah daun dan menetap di sana. Binatang itu akhirnya mati saat jamur menyebar ke seluruh tubuhnya. Jamur juga membentuk semacam tangkai dari kepala semut zombie dan mencoba memikat semut lainnya.

4. Serangga berbuku (pill bug) 

Serangga jenis ini nampak lucu dan tidak berbahaya, sebelum akhirnya diambil alih oleh parasit "nefarious acanthocephalon" (plagiorhynchus cylindraceus).
Parasit itu hidup di usus burung jalak, dan dikeluarkan lewat kotoran. Saat kotoran itu dimakan oleh serangga, parasit itu masuk kedalam tubuh, lalu mengambil alih otak serangga, membuat inangnya melakukan hal-hal gila. Salah satunya, membuatnya terlihat oleh predatornya, burung jalak. Setelah menyelesaikan tugasnya, parasit itu mengincar serangga lain untuk mempraktekkan kemampuan mengendalikan pikirannya. 

5. Laba-laba


Laba-laba jenis Plesiometa argyra ini sungguh bernasib sial. Laba-laba asal Kosta Rika yang hanya ingin menangkap sejumlah serangga kecil untuk makan, tubuhnya justru diambil alih oleh tawon parasit. Tawon itu menanam larva dalam tubuh laba-laba dan menguasainya. Alih-alih membangun jaringnya, laba-laba menghabiskan malam terakhir hidupnya untuk membuat kepompong lembut yang akan menjadi rumah bagi pembunuhnya. 
Ketika kepompong selesai dikerjakan, larva itu akan membunuh laba-laba dan tinggal aman dalam kepompong, di atas para predator yang berkeliaran di tanah hutan hujan. 



Belajar dari Keruntuhan Kekhalifahan Turki Utsmani


Penulisan sejarah biasanya berkaitan erat dengan siapa yang menjadi penguasa di zaman sejarah tersebut dibuat. Sebagai contoh sederhana, di Indonesia siapa yang berkuasa, ia menciptakan sejarah tentang jasa-jasanya menyelamatkan bangsa dan negara, namun pada masa kepemimpinan selanjutnya, banyak pakar sejarah yang berusaha merevisi ulang semua dogma yang dibuat sebelumnya.
Contoh lain adalah nama Mustafa Kemal Attaturk. Dalam sejarah dunia dia dianggap sebagai Bapak Pembaharu Turki Modern yang namanya begitu harum sebagai peletak tonggak sekulerisme Turki. Namun bila kita jeli melihat sejarah dalam sudut pandang yang lain, Attaturk adalah orang Yahudi yang menyamar jadi muslim untuk menghancurkan Islam dari dalam. Dialah orang yang mengabolisi Khilafah Islam dibubarkan pada 3 Maret 1924.
Terjegalnya khilafah tanpa daya pada 28 Rajab 1342 H bertepatan dengan 3 Maret 1924 M bukanlah terjadi dengan sekejap mata. Sebagaimana kebaikan yang perlu proses untuk terjadinya, keburukan pun demikian, membutuhkan proses. Mustafa Kemal Ataturk menjegal khilafah juga bukan proses sekejap, perlu proses yang panjang. Proses itu dimulai ketika pada awal abad ke-19 M Kaum Muslimin mulai meninggalkan al-Qur`an dan as-Sunnah untuk memecahkan masalah- masalah mereka, dan tertarik dengan ideologi liberal yang menggiurkan nafsu manusia.
Pasang Surut Kekhilafahan Islam
Khilafah Islamiyah sejak jaman Khulafaur Rosyidin berdiri dengan kokoh sampai pada Khilafah Utsmaniyah. Eksistensi khalifah sendiri adalah sesuatu yang penting di dalam Islam. Hal ini tergambar dalam kesibukan Sahabat Muhajirin dan Anshor untuk menentukan khalifah pengganti Rasulullah SAW di perkampungan Bani Saqifah, sementara jenazah Rasulullah sendiri belum dikuburkan. Kekhalifahan dalam Islam mengalami pasang surut antara kejayaan, keemasan dan kadang kemunduran. Salah satu kekhalifahan yang mempunyai rentang waktu panjang dan kejayaan yang mengagumkan adalah Kekhalifahan Utsmaniyah di Turki. Kesukseskan terbesar Kekhalifahan Utsmaniyah diantaranya adalah penaklukkan Konstantinopel pada Tahun 1453. Hal ini mengukuhkan status kesultanan tersebut sebagai kekuatan besar di Eropa Tenggara dan Mediterania Timur. Hingga hampir dikatakan, semua kota penting yang sangat terkenal sejak jaman dahulu masuk ke dalam wilayah Kekhalifahan Utsmaniyah. Pada saat itu seluruh Eropa gemetar dengan kekuasaan Utsmaniyah, Raja- raja Eropa berada dalam jaminan keselamatan yang diberikan Khalifah Utsmaniyah.

Semua hal inilah yang menjadikan Raja- Raja Eropa menyimpan dendam sekaligus hasrat yang membara untuk meluluhlantakkan Khalifah Utsmaniyah. Mereka menunggu kesempatan dan menyusun rencana yang benar- benar matang. Bahkan disebutkan bahwa para pemikir, filosof, raja, panglima perang dan pastur Bangsa Eropa ikut terlibat dalam penyusunan rencana tersebut. Tak kurang dari Perdana Menteri Romawi Dubuqara menulis buku yang berjudul Seratus Kiat untuk Menghancurkan Turki.

Sebab-sebab Keruntuhan Kekhalifahan Utsmaniyah Turki
Pemerintahan Kekhalifahan Utsmaniyah berakhir pada 1909 H, dan kemudian benar-benar dihapuskan pada 1924 H. Setidaknya ada tiga sebab yang melingkupi keruntuhan kekhilafahan kebanggaan kaum muslimin ini, antara lain :

Pertama : Kondisi Pemerintahan yang Lemah dan Kemorosotan Akhlak
Turki mulai mengalami kemunduruan setelah terjangkit penyakit yang menyerang bangsa- bangsa besar sebelumnya, yaitu : cinta dunia dan bermewah- mewahan, sikap iri hati, benci membenci, dan penindasan. Pejabat pemerintahan terpuruk karena suap dan korupsi. Para wali dan pegawai tinggi memanfaatkan jabatannya untuk jadi penjilat dan penumpuk harta. Begitu pula rakyat yang terus menerus tenggelam dalam kemewahan dan kesenangan hidup, meninggalkan pemahaman dan semangat jihad.

Kedua : Serangan dan Pertempuran Militer dari Eropa
Sebelum terjadinya Perang Dunia I yang menghancurkan Turki, upaya penyerangan dari Raja Eropa ke Turki sebenarnya sudah dimulai pada akhir abad 16, dimana saat itu keluar statement yang menyatakan bahwa : ”Sri Paus V, Raja Perancis Philip dan Republik Bunduqiyah sepakat untuk mengumumkan perang ofensif dan defensif terhadap orang-orang Turki untuk merebut kembali wilayah- wilayah yang dikuasai Turki seperti Tunisia, Al-Jazair dan Taroblush”. Sejak itulah Turki melemah karena banyaknya pertempuran yang terjadi antara mereka dan Negara- Negara Eropa.
Puncak dari semua itu adalah keterlibatan Turki dalam Perang Dunia I pada 2 Agustus 1914 atas rencana busuk dari Mustapa Kamal, dan mengakibatkan Turki kehilangan segala- galanya, dimana militer penjajah akhirnya memasuki Istambul. 

Ketiga : Gerakan Oposisi Sekuler dan Nasionalis
Selain serangan konspirasi dari luar, Kekhalifahan Utsmaniyah juga menerima perlawanan oposisi dari organisasi sekuler dan nasionalis yang sempit, seperti Organisasi Wanita Turki dan Organisasi Persatuan dan Kemajuan yang digawangi oleh Mustafa Kemal Ataturk. Dalam perjuangannya, mereka banyak bekerja sama dengan negara Eropa untuk mewujudkan keinginan mereka menghilangkan kekhalifahan.
Puncaknya apa yang terjadi pada Tahun 1909 H, dengan dalih gerakan mogok massal, Organisasi Persatuan  dan Kesatuan berhasil memasuki Istambul, menyingkirkan Khalifah Abdul Hamid II dan melucutinya dari pemerintahan dan keagamaan sehingga tinggal menjadi simbol belaka. Tidak cukup itu, pada 3 Maret 1924, Badan Legislatif mengangkat Mustafa Kamal sebagai  Presiden Turki dan membubarkan Khilafah Islamiyah. Tidak lama setelah itu, Khalifah Abdul Hamid dan keturunannya diusir dari Turki dan aset kekayaannya disita.
Semoga kita mampu mengambil pelajaran.

(disarikan dari berbagai sumber/rfq)


NGE- BRANDING ISLAM
oleh : Eri Rindaningsih



Mungkin beberapa di antara kita masih ingat cerita tentang bagaimana proses Dr. M. Syafi’i Antonio, M.Ec, salah satu tokoh Ekonomi Syariah, memeluk Islam. Hal yang menarik adalah ketika sang ayah memberikan kebebasan kepada anggota keluarganya untuk memilih agama apa saja, kecuali Islam! Sikap ayahnya ini ternyata berangkat dari image negatif terhadap Umat Islam. Gambaran buruk tentang kaum muslimin dalam benak ayah Syafi'i ini terutama adalah banyaknya Umat Islam yang berada dalam kemiskinan, keterbelakangan, dan kebodohan. Selain itu, kejahatan seperti korupsi bahkan sampai mencuri sandal di masjid pun dilakukan oleh Umat Islam sendiri.
Itu di dalam negeri. Bagaimana dengan image Islam di luar negeri? Jangan tanya, lebih parah lagi. Kita semua sering dibuat miris oleh nasib saudara- saudara kita di Amerika, Eropa, dan benua dimana Umat Islam menjadi minoritas, mereka dizalimi, disakiti karena di sana sudah terlalu dalam stereotype bahwa muslim sama dengan teroris.
Apa yang salah? Kita semua sepakat (termasuk Ayahanda Bapak Syafi’i yang melarang anaknya masuk Islam) bahwa Islam adalah ajaran, sistem, din yang terbaik. Islam memiliki sistem nilai yang sangat lengkap dan komprehensif, agama yang dapat menjawab segala macam persoalan hidup sepanjang zaman. Pendek kata, Islam is the best way of life. Jadi? Yup, istilah seperti “Islam KTP” rasanya sudah cukup untuk menjawab pertanyaan itu. Islam ajaran yang sempurna, namun pemeluk- pemeluknya sama sekali tidak mencerminkan kesempurnaan ajaran agamanya itu. Keindahan Islam dinodai oleh perilaku umat yang tidak baik.
Islam memang pernah mengalami masa- masa keemasan. Umat Islam menghasilkan banyak kontribusi terhadap perkembangan teknologi dan kebudayaan, baik dengan menjaga tradisi yang telah ada ataupun dengan menambahkan penemuan dan inovasi mereka sendiri di semua bidang, filsafat, sains, kedokteran, ekonomi, politik, dll. Hei, tapi sadar guys, itu ribuan tahun lalu! Kita selalu membanggakan masa kejayaan Islam yang telah lampau, tapi lalai bagaimana dengan kita sekarang? Apa kita akan terus terlena dalam memori indah itu namun tanpa terasa kita sendiri terus tergilas dengan berbagai image buruk yang melekat karena tidak melakukan apa- apa untuk mengembalikan kejayaan itu? Penggalan hadist “Suatu saat Umat Islam bagaikan buih di lautan” tidak jarang menjadi pembenar atas sikap pasif kita karena menganggap kondisi tersebut sebagai suatu keniscayaan, apapun ikhtiyar kita toh kita nanti memang sudah ditakdirkan seperti itu. Salah besar! Itu bukan ramalan, tapi peringatan! Peringatan bahwa kalau kita malas, nasib kita akan seperti buih, banyak tapi tidak berkualitas.
Mau berkelit seperti apa lagi? Sudahlah, saatnya kita bangun, bangkit, introspeksi, membenahi diri, kita implementasikan ajaran Ilahi secara kaffah, all out, no reserve. Amar ma’ruf nahi munkar. Kita penuhi media dengan prestasi kita, kita jawab tudingan- tudingan miring dan kebencian musuh Allah dengan karya- karya besar dan akhlak mulia kita. Kita ingin seperti apa brand Islam? Seperti apa muslim dikenal? Apakah Umat Islam yang identik dengan kemiskinan, kumuh, korupsi, kyai dengan istri banyak, teroris, perang saudara? Ataukah muslim yang identik dengan kesantunan, akhlakul karimah, perdamaian, prestasi, kemajuan?
Semua tergantung kita.
Bisakah kita perbaiki dari sekarang?
Stay optimistic, Muslim could be better if you really want to. Change it.
MEMBANGUNKAN GAJAH TIDUR
Oleh : Rofiq Abidin (Pemimpin Redaksi Majalah Suara Hati)

Ada seorang teman saya yang begitu periang, hangat dan penuh semangat , namun tiba-tiba menjadi lesu tak bergairah. Setiap saya ajak beraktitas jawabnya cuma “males ah”, itu yang selalu diucapkannya. Namun saya tak menyerah mencoba memberi semangat dengan berbagai cara, hingga saya menemukan caranya. Ialah dengan mencoba mengingatkan tentang sebuah tanggung jawab. Singkat cerita, ia kembali bersemangat dan menekuni tanggung jawabnya, bahkan lebih bersemangat dari sebelumnya. Kenapa bisa?, tentu saja, karena setiap kita bebas memilih sikap yang pastinya akan diiringi dengan konsekwensinya. Nah konsekwensi ini yang akan membawa dan mengingatkannya kepada sebuah sikap bertanggung jawab. Pernahkah anda merasa begitu malas?, tentu semua orang pernah mengalaminya, entah karena jenuh dengan pekerjaan, malas karena kecewa dengan sikap teman, pasangan atau atasan yang kurang berkenan. Itu lumrah, karena setiap kita punya daya tahan yang berbeda-beda, tergantung pengalaman dan lingkungan yang mengajarkan sebelumya. Namun perlu kita tahu bahwa jika kita males banget melakukan sesuatu atau bahkan mengejar mimpi, ini mengakibatkan kemampuan, bakat, potensi dan ide kita mengalami stagnasi, itulah yang saya sebut dengan gajah tidur. Dimana keadaan anda begitu pulas tanpa melakukan sesuatu yang positif, karena terbawa oleh kegalauan hidup dan bisa jadi itu karena anda telalu memanjakan diri.

Ada sebuah ungkapan yang dalam maknanya dari Andrie Wongso, “Jika kita lunak di dalam, maka dunia luar akan keras kepada kita, tetapi jika kita keras di dalam maka dunia luar akan lunak kepada kita”. Maksudnya, jika kita keras menempa diri kita, melatih diri untuk disiplin dan tanggung jawab dengan pekerjaan kita, maka banyak hal yang kita kerjakan dengan baik. Namun jika sebaliknya, kita terlalu lunak memanjakan diri, memelihara kemalasan, maka dunia tidak akan bersahabat dengan kita, sehingga dunia tampak begitu keras kepada kita. Sehingga pada ujungnya, potensi kita tidak tereksplor, ide kita mampet dan kreatifitas kita akan berhenti seketika. maka mulailah dengan mengingat bahwa kita punya tanggung jawab,  baik tanggung jawab pribadi (kebutuhan hidup sendiri, masa depan dll), maupun tanggung jawab sosial (kepemimpinan, lingkungan dll), maka secara otomatis kita akan membangunkan gajah yang sedang tidur pulas. Karena seseorang yang memiliki tanggung jawab, semangat untuk maju akan bangkit dengan sendirinya, tanpa dimotovasi. Cara ampuh untuk membuang rasa malas adalah dengan bangkit dan berdiri dan menghampiri orang yang sedang tekun dan bersemangat, sehingga anda ingat bahwa anda punya tanggung jawab, baik tanggung jawab pribadi maupun sosial.

Setiap kita mempunyai tanggung jawab masing-masing, secara pribadi kita memikul tanggung jawab memenuhi hidup kita masing-masing. Maka tidak mungkin kita leha-leha saja, kemudian dapat rezeki. Dengan senantiasa mengingat tanggung jawab maka akan berdampak motivasional secara otomatis, sehingga menggugah pemikiran positif dan prilaku positif yang pada gilirannya menghadirkan pula kebaikan yang berkesinambungan bagi kita. Allahpun memberi pengajaran kepada kita tentang besarnya nilai tanggung jawab dalam surat Al Isra’ ayat 36 :

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.

Semoga kita dapat mengemban tanggung jawab yang ada pada kita dengan penuh semangat dan ketekunan. Sehingga kemampuan besar yang sedang tidur pulas dapat bangkit mewarnai kehidupan kita dan memberi manfaat bagi orang lain.