
INSPIRASI SUKSES .
Usaha
kerajinan tangan kayu pohon asam sudah digeluti selama tiga tahun silam,
Bambang Haryono melihat ada kekhasan unik pada pohon asam. Menggeluti usahanya
itu, Bambang lebih mengutamakan pemberdayaan masyarakat Banyuwangi daripada
menggunakan tenaga mesin.
Pohon
asam selama ini dianggap tidak memiliki nilai ekonomi tinggi, alias cuma untuk
arang. Namun Bambang Haryono, seorang penggiat UMKM kerajinan asal Banyuwangi,
kayu pohon asam bisa disulap menjadi barang yang berguna dan menghasilkan uang.
Melihat
adanya potensi bagus dan berbekal keinginan yang kuat, akhirnya Bambang Haryono
menjadikan pohon asam sebagai kerajinan tangan, termasuk limbahnya yang
dijadikan ornamen furniture yang berkelas internasional.
“Kayu
pohon asam menurut saya unik, seperti memiliki ciri yang khas dan juga tiap
potong yang dibuat tidak akan pernah sama. Maka yang banyak berminat untuk
produksi kayu asam ini Eropa dan Amerika,” kata Bambang yang ditemui di
Workshop ‘Oesing Craft’ miliknya, Banyuwangi.
Saat
ini perusahaannya telah memiliki lebih dari 250 pegawai yang dirangkulnya untuk
membuat kerajinan kayu. Tenaga kerja itu direkrut dari berbagai kecamatan,
yaitu Glagah, Kalipuro, dan Kabat. Bahkan Bambang juga bekerjasama dengan
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat maupun Lembaga Pemasyarakatan (lapas) di
Banyuwangi.
“Kita
rangkul lapas agar napi-napi juga punya ketrampilan selama di dalam,” kata
Bambang. Selain itu, Bambang juga memiliki anak cabang yang ada di Situbondo,
Jember, dan Pasuruan. Kerajinan milik bambang ini beraneka ragam, seperti
tablewear, mangkok, guci, tempat makan, dan tempat perhiasan.
Dengan
Kegigihan Bambang, produk kerajinan asal banyuwangi ini telah beredar ke
berbagai negara, seperti Swiss, Belanda, Jerman, Amerika, Jepang, Hong Kong,
Singapura, dan Malaysia. Tak heran jika tiap bulan omzet yang didapat mencapai
Rp 1 miliar.
Oesing
craft bahkan sudah dikontrak oleh perusahaan besar asal Jepang untuk membuat
kerajinan kayu. “Berapa pun yang kita produksi, mereka siap menerima. Bahkan
untuk pengiriman ke Jepang itu ada batas minumum jumlah,” kata Bambang bangga.
Karena
keuletan dan kegigihan itu, berbagai penghargaan telah diraih, seperti
penghargaan dari Unesco Award of Excellence for Handycraft pada 2012 lalu untuk
wilayah Asia Tenggara.
Selain
itu juga meraih piagam penghargaan SMESCO Award Tahun 2009, Juara 2 Desain
Cindera Mata Jatim 2009, Prabaswara Award di bidang Ekspor 2012, dan berbagai
penghargaan bidang kerajinan serta pemberdayaan masyarakat.
“Kita
tetap mengutamakan kualitas dari kerajinan yang kita buat. Saat pesanan banyak,
kita tidak boleh lengah untuk mengutamakan kualitas tiap piece-nya. Kalau
kualitas jelek, pasti konsumen lari, apalagi Jepang yang selalu teliti terhadap
barang yang kita kirim”, tandas Bambang yang juga memiliki impian melatih para
mantan PSK di Dolly untuk bisa memiliki ketrampilan membuat kerajinan dari
pohon kayu ini. (detik.com)
0 komentar:
Posting Komentar