Meraih Derajat Sabar
Sabar suatu kata yang tidak asing lagi di telinga, ketika kita sedang ditimpa musibah atau bencana yang membuat bersedih dan berduka sahabat kita berkata “sabar..”, atau pada saat kita berada di tengah kemaksiatan dan kemungkaran Alloh memerintahkan kita untuk sabar.
Sabar berasal dari kata shobaro, shabran, yang artinya menahan dan mencegah, sedangkan menurut istilah sabar ialah menahan diri dari sifat kegundahan dan rasa emosi dengan cara menahan lisan dari keluh kesah serta menahan tubuh dari perbuatan yang tidak terarah.
Sabar merupakan ciri orang yang bertakwa. Sebagian ulama mengatakan bahwa kesabaran adalah setengah dari keimanan, kesabaran memiliki kaitan yang tidak dapat dipisahkan dengan keimanan seperti kepala dan jasadnya, tidak ada keimanan yang tidak disertai kesabaran sebagaimana tidak ada jasad yang tidak memiliki kepala.
Rosululloh membagi sabar menjadi 3 tingkatan, yaitu :
1. Sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Alloh SWT
Untuk merealisasikan ketaatan kepada Alloh membutuhkan kesabaran karena menurut tabiatnya, manusia enggan untuk beribadah dan berbuat ketaatan, hal ini banyak disebabkan oleh rasa malas dan kikir yang ada dalam diri manusia.
2. Sabar dalam meninggalkan kemaksiatan kepada Alloh SWT
Menjauhi kemaksiatan juga memerlukan kesabaran karena kecenderungan jiwa manusia menyukai hal- hal yang buruk dan menyenangkan sedangkan keburukan identik dengan kesenangan- kesenangan.
3. Sabar dalam menghadapi ujian dari Alloh SWT
Semakin tinggi derajat manusia dalam pandangan Alloh maka akan semakin berat ujian yang diberikan, baik ujian yang berupa kesengsaraan atau musibah maupun ujian yang berupa kesenangan duniawi.
Untuk mencapai derajat sabar butuh perjuangan yang amat berat. Rosululloh harus menempuh beragam hinaan, cacian, pengusiran dan bahkan ancaman pembunuhan. Pada saat Rosullulloh dilempar batu oleh orang- orang Thaif sehingga menyebabkan beliau berdarah, Malaikat Jibril sempat menawarkan untuk membenturkan 2 bukit yang mengapit perkampungan Thaif agar semua orang yang melakukan pelemparan binasa, namun bantuan itu ditolak oleh Rosulluloh dengan sabar sebagai jawabannya sehingga dengan kesabaran beliau penduduk Thaif pada masa Kholifah Abu Bakar banyak yang memeluk Islam.
Kesabaran Rosululloh dan sahabat- sahabat dalam berjuang di jalan Alloh dikisahkan dalam QS Al- Baqarah, “Berapa banyak orang- orang yang berjuang bersama Rosul, sejumlah besar pengikutnya yang bertaqwa tidak lemah karena bencana yang menimpa mereka, tidak lesu dan tidak menyerah kepada musuh, sesungguhnya Alloh mencintai orang- orang yang sabar”.
Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa agar kita dicintai oleh Alloh maka kita harus menjadikan sabar sebagai pakaian dalam kehidupan, sabar dalam artian tidak lemah, tidak lesu dan tidak berputus asa dalam melaksanakan ketaatan, menjauhi larangan serta menerima ujian dan cobaan dari Alloh SWT.
0 komentar:
Posting Komentar