Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Unborn 8.0 Yellow Pointer

Blogger news

Rabu, 30 Mei 2012

Kerja...Kerja...Kerja....


Pentingnya Kerja Cerdas

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. An Nahl : 97)

Hasil hari ini adalah akibat pekerjaan kita kemarin, kondisi kita hari ini adalah akibat dari perbuatan kita kemarin. Setiap perbuatan kita menyiratkan efek masing-masing sesuai tujuan dan cara kita meraih tujuan itu sendiri. Boleh jadi tujuan baik, namun cara yang kita lakukan kurang baik, atau tujuan baik namun cara kita ambil kurang efektif sehingga mempengaruhi kecepatan dan akurasi hasil yang kita inginkan. Semua proses yang kita lakukan untuk mencapai tujuan kita dipengaruhi oleh cara berfikir dan cara kerja yang kita terapkan, ini membutuhkan kecerdasan untuk memperoleh hasil yang kita inginkan. Dalam Islam, telahpun diberikan pengarahan oleh Allah melalui pesan-pesan Ilahiyah-Nya, coba kita hayati firman Allah di atas (QS. An Nahl : 97), muslim yang mengerjakan amal sholeh sedang ia dalam keadaan beriman/ yakin, maka akan diberikan dua kebaikan, yakni kehidupan yang lebih baik dan balasan yang lebih baik. Dua hal di atas merupakan efek jika kita mengerjakan amalan dalam keadaan beriman. Janji Allah ini adalah dengan syarat kerjanya “shaleh” dan “iman”. Shaleh bermakna benar, lurus, tepat atau dalam bahasa sekarang “profesional”, adapun iman secara aktual bermakna yakin/optimis. Jadi menurut saya jika kita memaknakan amal shaleh secara aktual adalah pekerjaan yang tepat sasaran/sesuai harapan dan aturan profesional. Nah disinilah esensi dari kerja cerdas, karena kerja yang cerdas itu tetap pada tujuan, namun dengan waktu yang efektif dan efisien karena kita selalu mengingat “saah” (limit waktu) yang ditetapkan, sehingga dua kebaikan yang dijanjikan Allah akan diberikan oleh-Nya sebagai hasil kerja kita.

Pola Kerja Cerdas
Telah jelas bahwa dalam mengamalkan sesuatu perlu sebuah syarat yakni shaleh dan iman agar mendapatkan kebaikan/hasil yang kita harapkan. Dengan demikian perlu kiranya kita mencari pola dan kemudian menerapkannya dalam kehidupan kita. Pemaknaan secara aktual ini kita terapkan dalam dunia kerja nyata sehingga lebih aktual dalam kehidupan kita. Dalam menerapkan kerja cerdas ini kita bisa cermati pesan Rasulullah SAW berikut ini :

“Orang yang cerdas adalah mereka yang mampu mengendalikan nafsunya dan beramal (berbuat) untuk masa sesudah mati,  Sedang orang yang lemah adalah mereka yang mengikuti nafsunya dan berangan-angan kepada Allah.” (HR. Ahmad)

Jika kita menyelami hadist tersebut di atas, maka kecerdasan seseorang dapat diukur dari pengendalian hawa nafsu (kecerdasan emosi) dan mengorientasikan semua amalan kepada kehidupan sesudah mati (kecerdasan spiritual). Jika kita menela’ah secara mendalam maka kita sebagai muslim telah banyak diberikan motivasi-motivasi kerja, jadi tidak ada alasan kita untuk malas bekerja karena kurang mood, kurang bergairah, lagi bête dan lain sebagainya. Memang masalah datang menguji kita, namun bukan berarti kita terus- menerus larut dalam kedepresian kita, segeralah bangkit, karena ada sebuah harapan dan keabadian di akhirat nanti. Berkaitan dengan pola kerja cerdas maka dibutuhkan beberapa perangkat yang kita rangkum dari uraian di atas, diantaranya sebagai berikut :
1.      Keimanan
Keimanan merupakan hidayah yang datang dari Allah karena kita terus membangun keyakinan/ kepercayaan tentang sebuah nilai kebenaran. Keimanan yang terus terjaga inilah yang dapat menyelamatkan diri kita baik di dunia maupun di akhirat, jangan sampai keimanan ini hempas dari jiwa kita dengan dalih pembenaran- pembenaran pribadi kita. Kecewa, merasa Tuhan tidak adil dan prasangka yang terus negatif terhadap ketetapan Allah ini yang kadang menjadikan kita tidak mood dalam mengibadati-Nya. Nah bagaimana penerapan dalam dunia kerja nyata, ialah sikap optimisme yang tinggi terhadap penyelesaian persoalan, karena mukmin meyakini bahwa setiap soal yang datang pasti ada jawaban, karena Allah telah mengukur kadar/ kapasitas diri kita. Ini yang menjadikan seorang mukmin  tetap teguh memikirkan bagaimana solusi dan kerja yang paling efektif untuk masalah/ pekerjaan yang ditangani.
2.      Kecerdasan Emosi
Dengan bekal optimisme tinggi, maka seorang mukmin profesional akan terus berfikir “problem solving” terhadap pekerjaannya, sehingga tergugahlah kecerdasan emosionalnya dengan munculnya ide-ide kreatif, gagasan efektif dan teknis pelaksanaan yang efisien. Inilah yang memudahkan dan meringankan pekerjaan, jika bisa kita selesaikan dengan tepat dan waktu yang singkat, kenapa harus mengerjakan dengan waktu lama. Pengendalian hawa nafsu (kecerdasan emosi) akan menyemangati kita sendiri, karena hati kita terus bekerja untuk mencari pilihan-pilihan efektif, ketidak-mood-an kita akan hilang dengan sendirinya, karena kita menikmati indahnya kerja dengan kecerdasan emosi kita. Dalam kecerdasan emosional maka lahirlah seni bekerja, nikmatnya menggali ide dan indahnya bekerja dengan hati.
3.      Kecerdasan Spiritual
Penerapan kecerdasan emosional saja tidak cukup tanpa kecerdasan spiritual, kenapa? karena boleh jadi ide dan gagasan yang muncul dari penggalian kecerdasan emosional bertentangan dengan nilai kejujuran, nilai kehalalan dan nilai-nilai Ilahiyah lainnya. Dengan penerapan kecerdasan spiritual, kita akan lebih berhati-hati namun tetap berani dalam penerapannya. Dengan demikian muslim yang bekerja dengan cerdas adalah seorang muslim profesional yang optimis, terus berfikir dan bekerja dengan hati serta tetap memperhatikan nilai-nilai kejujuran.
Pentingnya Mukmin Bekerja Cerdas
Lebih baik kita kerja cerdas dengan hasil besar namun efektif dan efisien, daripada hanya kerja keras dengan hasil yang standar. Banyak hal yang kita hemat dalam kerja cerdas, diantaranya waktu, tenaga dan biaya dan banyak hasil yang kita dapat dari kerja cerdas. Kerja cerdas bukan hanya berfikir cerdas, tanpa aplikasi, tapi kerja keras menjalankan ide kreatifnya dengan optimisme tinggi. Waktu dan tenaga merupakan sesuatu yang perlu kita atur sehingga kita dapat berperan dengan maksimal dengan amanah yang diberikan kepada kita. Maka dari itu, marilah kita bekerja dengan cerdas dalam bidang kerja masing-masing, karena Islam mengajarkan hal tersebut, tak usah terjebak dengan sesuatu yang menjadikan kita lemah dan perpecahan, sehingga melupakan peran kita sesungguhnya. Banyak pilihan- pilihan cara dalam bekerja, namun marilah kita pilih cara yang dapat menghemat waktu dan tenaga kita dengan hasil yang optimal, ini tergantung pendayagunaan potensi kecerdasan kita dan terampilnya langkah- langkah kita. Jadi bagamana menurut anda, pentingkah kerja cerdas? Silahkan mengukur berdasarkan obyektifitas anda dalam menilai sesuatu.

0 komentar: