TIDAK
WAJIB, ISTRI MASAK UNTUK SUAMI…
Oleh : Abu Ja’far
“Addunya
mataa' wa khoiru mataa'iha al mar’atush shaalikhah” (dunia adalah perhiasan dan sebaik-baiknya
perhiasan adalah wanita/ istri
yang shalikh ).
Sebuah riwayat di atas menggambarkan bahwa seorang istri yang baik adalah bagaikan
perhiasan yang terbaik. Jika kita memandang dari segi sebuah perhiasan, tentu
banyak hal yang harus kita lakukan pada perhiasan itu : yaitu menjaga, merawat,
tidak menempatkan perhiasan tersebut di sembarang tempat, dan jika perlu dalam
kondisi tertentu harus berani menjadi bemper di kala ada suatu hal yang ingin mengganggu, merusak, atau mengambil
perhiasan tersebut. Dalam hal ini bermakna, memperlakukan
perhiasan haruslah penuh save and care
serta penuh memuliakan. Oleh karena itu sama halnya dengan suami dalam memperlakukan istri, harus seperti bagaimana memperlakukan pada sebuah perhiasan yang paling
baik, bahkan harus lebih dari itu.
Maka kehidupan dalam berumah tangga, untuk
bisa mengamalkan salah satu riwayat di atas,
jika istri bagaikan perhiasan terbaik, sebenarnya istri tidak wajib memasak
untuk suami karena jika suami bisa memasak mengapa harus menyusahkan istri
untuk berpanas- panas di depan
kompor, istri juga tidak wajib mencuci pakaian suami karena jika suami bisa
mencuci pakaiannya sendiri kenapa harus membuat tangan istri susah payah
mencuci apalagi sekarang sudah banyak mesin cuci yang sangat mudah sekali pengoperasiannya. Dan yang tidak kalah
pentingnya hari ini adalah bahwa sebenarnya istri tidak wajib bekerja untuk
mencari uang/ nafkah, karena yang wajib mencari nafkah adalah suami. Jika ada istri yang bekerja untuk mencari
nafkah, peran itu hanya sebagai shadaqah istri untuk meringankan tugas suami.
Dan masih banyak lagi contoh peran istri dalam rumah tangga yang masih dianggap
itu wajib bagi istri, padahal tidak.
Lalu apa hal yang wajib bagi seorang istri kepada suami? Jawabnya adalah TAAT.
Wallaahu a’lam.
0 komentar:
Posting Komentar