Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Unborn 8.0 Yellow Pointer

Blogger news

Kamis, 10 Maret 2011

Mind Set


WAKTU adalah KEHIDUPAN








oleh : Arief Budi Pietoyo
(Manajer Keuangan YSH)

Waktu adalah asset  termahal yang dikaruniakan Allah kepada manusia di dunia. Meski begitu, kita begitu sering mengulur-ulur waktu, menyia-nyiakannya, dan bahkan membunuhnya. Tanpa disadari, ternyata kita pada hakekatnya sedang membunuh diri kita sendiri, karena "Waktu adalah Kehidupan".

 
Para filosof dan ahli hikmah dari sekian banyak peradaban manusia berusaha menegaskan pentingnya waktu  dan memperingatkan bahaya dari menyia-nyiakan waktu. Dalam Islam sendiri, Rasulullah Saw pernah bersabda :  ”Dua nikmat yang sering melenakan kebanyakan manusia : kesehatan dan waktu luang.”

Contoh nyata, banyak ulama menegaskan pentingnya mengeluarkan sedekah terutama pada waktu sehat. Banyak orang yang berniat sedekah, tapi menunda hingga umur beranjak tua. Ada juga yang berniat sedekah, namun jika sudah mendekati ajalnya. Bahkan, ada yang berniat sedekah kalau dia sudah mati. Alangkah keliru orang yang baru berniat sedekah, tapi terus menunda-nunda pelaksanaannya. Betapapun melimpah harta tersebut, rumah, mobil, saham, deposito, tanah, uang, dan sebagainya yang bernilai ratusan juta bahkan miliaran rupiah, namun semua itu bukanlah miliknya lagi jika sudah meninggal.

Contoh lain, belum sempurna Islam kita sebelum kita menunaikan ibadah haji. Bila sudah mampu dan kita mengundur-ngundur keberangkatan tanpa alasan yang syar’i sama dengan kita sengaja menunda ibadah wajib kita. Coba kita bayangkan lagi bagaimana hati kita ketika meninggalkan shalat 5 waktu dengan sengaja, bagaimana hati kita ketika meninggalkan Shaum Ramadhan dengan sengaja. Tentu hati kita tidak tenang dan berdebar-debar. Begitulah seharusnya kita tanamkan rasa berdebar-debar itu ketika kita meninggalkan haji sedangkan kita sebenarnya sudah mampu untuk ke sana. Coba bayangkan kalau kita meninggal saat ini dan kita dalam keadaan sengaja meninggalkan kewajiban kita, apa yang akan kita jawab ketika ditanya di akhirat?

Orang yang berakal tidak akan menghambur-hamburkan atau menyia-nyiakan waktunya namun sebaliknya, dia akan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, dengan teratur dan ideal. Dia tidak akan mengizinkan hal-hal sepele menyibukkan dan menggoda dirinya. Seorang ulama besar Imam Hasan Al-Bashri mengatakan, ”Wahai anak Adam! Engkau ibarat berjalannya hari. Apabila satu harimu hilang, maka hilang pula sebagian hidupmu.
Bisa dikatakan waktu adalah faktor utama bagi manusia. Lalu kenapa kebanyakan waktu manusia hilang tanpa makna? Dengan melihat realita kehidupan manusia, kita akan temukan ternyata ada dua faktor yang sangat berpengaruh pada diri manusia dan mendorong mereka untuk menghambur-hamburkan waktu, yaitu nilai-nilai diri dan kebiasaan yang ditanamkan oleh orang tua kita dan lingkungan kita.

Keluarga yang menanamkan pada diri anak-anaknya bagaimana menata prioritas, bagaimana cara terbaik berinteraksi dengan waktu, dan keluarga tersebut senantiasa berinteraksi dengan waktu secara teratur, tertata, dan tidak menghambur-hamburkannya, niscaya perasaan menghargai pentingnya waktu akan tumbuh pada diri anak-anak. Mereka cenderung tidak meremehkan dan menyia-nyiakan waktu. Sebaliknya, keluarga yang berinteraksi dengan waktu secara serampangan dan tidak meperhatikan ’jarum jam’ akan menanamkan pada diri anaknya kecenderungan menyia-nyiakan waktu, bahkan akan membunuh nilai hakiki dari waktu mereka. Demikian juga apabila lingkungan masyarakat dimana kita tinggal tidak meyakini pentingnya waktu, niscaya akan menumbuhkan orang-orang yang tidak disiplin dalam berinteraksi dengan waktu.

Orang yang pintar dalam mengatur waktu adalah orang yang mempunyai produktivitas tinggi, yang seperti ini adalah ciri-ciri orang sukses. Untuk mengasah semangat kita dan menjadikan kita seorang pemimpin yang baik bagi waktu kita, maka putuskan diri kita untuk menjadi manajer yang hebat bagi waktu kita, bukan menunda-menunda, mengulur-ngulur, dan membuang-buang waktu. Buatlah jadwal tugas-tugas diri kita dan siapkan semua yang kita butuhkan untuk mengerjakannya, jadikanlah hal itu sebagai gaya hidup keseharian kita. Hal ini akan menjauhkan kita dari buyarnya pikiran dan hilangnya waktu untuk mencari dan menyeleksi hal-hal yang hilang dan sepele. Bagilah rencana besar kita menjadi rencana–rencana kecil. Kemudian lakukanlah satu demi satu, sehingga ia benar-benar tuntas.

Sahabat, berinteraksilah dengan waktu kita secara profesional. Tegaskan pada diri kita bahwa kita mampu mengendalikan hidup dan hari-hari kita! Belajarlah dan pintarkan diri kita dengan keterampilan menata waktu dan terapkanlah apa yang kita pelajari. Waktu adalah harta paling berharga yang kita miliki, modal terbesar yang dapat kita investasikan. Ia adalah hidup kita dan dunia kita. Ia masa kini dan masa depan kita. Jika kita menyia-nyiakannya maka kita sedang menyia-nyiakan hidup kita, larut dalam mimpi dan harapan kita. Jika kita ingin berprestasi maka bertindaklah seolah-olah kita memiliki prestasi itu.

0 komentar: