Melindungi Anak dari Kejahatan di Jejaring Sosial
Maraknya pemberitaan di berbagai media tentang para remaja yang menghilang dari rumah setelah janjian di situs jejaring pertemanan Facebook, tentu membuat gusar para orangtua yang mengetahui anak-anaknya kini sudah mengenal dan bahkan “bersahabat” dengan internet.
Situs jejaring sosial sudah menjadi trend para netter di dunia, termasuk Facebook. Namun situs jejaring sosial ini ternyata mirip pisau bermata dua bagi anak-anak. Selain dapat melatih mereka dalam bersosialisasi, beberapa intimidasi cyber dari orang asing seringkali malah menjadi ancaman bagi anak-anak. Belum lagi bahaya pornografi dan teror pedofilia.
Facebook menyediakan data yang berlimpah bagi orang yang berniat tidak baik. Data itu antara lain nama, alamat, pendidikan, pekerjaan dan data demografis lainnya, serta hobi dan kecenderungan lainnya. Dengan mempelajari profil di Facebook, kita akan mendapatkan gambaran yang lebih jelas terhadap seseorang. Selain data, Facebook dilengkapi dengan banyak fasilitas untuk berinteraksi, mulai dari email, berbagi foto, bahkan hingga chat.
Perpaduan kelimpahan data dan fasilitas interaktif itu sangat mempermudah orang menjalin hubungan dengan orang lain (yang bahkan sebelumnya dianggap sebagai orang asing sekali pun).
Anak-anak yang masih polos, akan lebih mudah tertipu oleh kalimat-kalimat manis dibanding mereka yang sudah dewasa. Anak-anak yang biasanya tanpa prasangka buruk, lebih mudah terjebak untuk berkomunikasi dan menjalin keakraban jika terus menerus diajak berkomunikasi dengan berbagai fasilitas di Facebook. Dengan fiturnya yang memberi dampak luar biasa itulah Facebook sebenarnya mengharamkan Facebook bagi anak-anak. Dapat kita kutip aturan Facebook tersebut di sini:
“No information from children under age 13. If you are under age 13, please do not attempt to register for Facebook or provide any personal information about yourself to us. If we learn that we have collected personal information from a child under age 13, we will delete that information as quickly as possible.”
Aturan tersebut jelas-jelas menunjukkan bahwa Facebook bukan untuk anak-anak. Demikian pula jejaring sosial lain yang sejenis seperti Friendster atau MySpace.
Orangtua atau orang yang lebih dewasa perlu menerapkan beberapa langkah, untuk menghindari anak dari kemungkinan terkena dampak negatif dari dunia maya, antara lain:
1. Letakkan komputer keluarga dan mainan dengan koneksi internet di tengah rumah/ ruang keluarga untuk memudahkan pengawasan aktivitas online anak-anak.
2. Tanyakan kepada anak-anak, apa yang mereka lakukan ketika sedang online, dan usahakan untuk mendapatkan jawaban yang rinci. Minta kepada mereka untuk memberikan “tur online” pada website yang sering mereka kunjungi, dan aktivitas online lainnya tempat mereka berpartisipasi.
3. Lakukan diskusi mendalam mengenai kejahatan dunia maya dengan anak yang lebih tua, yang mungkin mengakses internet di tempat yang berbeda-beda, termasuk di luar rumah, di mana mereka tidak selalu diawasi.
4. Berikan gambaran jelas kepada anak-anak, mengenai hal yang akan mereka hadapi apabila memiliki keterlibatan dalam kejahatan dunia maya dengan orang lain.
5. Pastikan anak-anak merasa nyaman melaporkan kejahatan yang mereka alami kepada anda, janjikan anda akan melaporkan insiden apapun, jika mereka mau dan lakukan, misalnya, dengan melakukan pendekatan kepada orang tua si pelaku tindak kejahatan, guru, atau pihak manapun yang berpotensi memperburuk keadaan. Pikirkan strategi terbaik untuk melatih anak anda.
6. Dukung anak-anak dan teman mereka untuk saling menjaga – cara ini akan secara drastis mengurangi kemungkinan mereka dijadikan sebagai target kejahatan.
Namun, apabila Anda merasa putra putri Anda mengalami perubahan sikap yang cukup drastis, dimana anak sudah mulai melakukan hal-hal negatif, seperti malas belajar atau bahkan melakukan hal-hal diluar batas seperti kabur dari rumah, berarti Anda perlu melakukan langkah-langkah :
1. Usaha untuk menghalangi: Mulailah mengurangi interaksi mereka dengan pelaku kejahatan dunia maya dengan cara memilah teknologi atau menolak untuk memberikan respon kepada pelaku kejahatan. Dan juga, Anak-anak harus dijauhkan sementara waktu dari aktivitas online internet, hingga Anda benar-benar mengetahui bahkan kejahatan itu sudah menjauh dan bahkan hilang sama sekali, sehingga tidak membahayakan anak.
2. Berkomunikasi: Diskusikan pengaruh kejahatan dunia maya dengan anak-anak, termasuk masalah apapun dengan keterlibatan mereka, dan dukung mereka untuk melaporkan kejahatan kepada orang tua atau orang dewasa yang mereka percaya.
3. Menyelidiki: Mengetahui dengan pasti apa yang dibicarakan anak-anak apabila mereka datang kepada Anda untuk meminta bantuan. Selidiki apa yang mereka lakukan secara online dan situs apa yang mereka kunjungi , sebelum masalahnya semakin bertambah besar dan rumit.
4. Dapatkan Informasi: Pelajari kebijakan anti-kejahatan di sekolah anak dan melalui penyedia layanan internet di rumah, tentukan apakah kebijakan-kebijakan tersebut berlaku.
4. Dapatkan Informasi: Pelajari kebijakan anti-kejahatan di sekolah anak dan melalui penyedia layanan internet di rumah, tentukan apakah kebijakan-kebijakan tersebut berlaku.
5. Umumkan: Mengetahui siapa yang dihubungi, apabila seorang anak terkena kejahatan dunia maya. Misalnya:di sekolah, situs dimana kejahatan tersebut terjadi dan polisi setempat apabila diperlukan.
Nah, untuk para orang tua yang bisa atau familiar dengan internet, berikut ini adalah cara- cara yang bisa dilakukan untuk memantau dan membatasi aktivitas anak di facebook :
1. Membuat akun Facebook dan "teman" anak-anak mereka.
2. Setelah anak-anak menerima permintaan, teman-teman (orang tua) akan diberitahu tentang perubahan status, gambar baru, tagged foto, komentar dan posting yang menggunakan bahasa tertentu yang mungkin waspada orangtua ke insiden cyberbullying atau bahkan ajakan seksual.
3. Jika anak menolak permintaan atau mengecualikan orang tua dari melihat posting dinding tertentu dan gambar. Orang tua dapat membuat dua akun: satu untuk keluarga, dan satu untuk orang lain.
4. Cari jalan tengah dengan menggunakan kontrol orangtua keystroke logger software. Instal perangkat lunak keystroke logger pada komputer di rumah, orang tua dapat menentukan peraturan mereka sendiri termasuk memblokir website tertentu dan aplikasi melalui kata kunci, mengendalikan waktu menggunakan Internet. keystroke logger software juga akan memonitor dan merekam semua percakapan Facebook dan halaman Facebook anak dilihat, menangkap screenshot desktop dengan interval waktu yang ditentukan. Orang tua dapat mengetahui semua kegiatan anak-anak agar melalui solusi mata-mata agar bahkan jika mereka menetapkan privasi untuk orang tua di Facebook.
Para orang tua, waspadalah, dan pelajarilah secara mendalam soal media sosial ini demi masa depan anak-anak. Demikian, semoga membantu.
(erin, dari berbagai sumber)
0 komentar:
Posting Komentar