Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Unborn 8.0 Yellow Pointer

Blogger news

Senin, 04 April 2011

Cindera hati

HIKMAH DI BALIK MUSIBAH


Alkisah, dahulu kala hiduplah seorang raja yang masih muda serta mempunyai kekuasaan yang luas. Ia hidup bersama penasehatnya. Suatu ketika iapun merasa susah, karena ia bingung apa yang akan dia lakukan. Ia lalu bercerita kepada penasehatnya, “Wahai penasehat aku bingung dengan diriku ini, aku telah menjadi raja, tapi kenapa aku merasa hidupku ini tidak enak, aku merasa sepi”. Maka dengan senyum dan bijak sang penasehat menjawab “Wahai raja, lebih baik kau menikah, Insya Allah khoir, Insya Allah kau tidak merasa sepi”.
Sang raja menuruti apa kata penasehat, iapun menikah. Dan benar, raja merasa sangat bahagia, ia tidak merasa sepi lagi. Namun beberapa lama kemudian sang raja merasa ada yang kurang. Setelah berbincang dengan penasehat, penasehat menganjurkan untuk memiliki anak. “Insya Allah khair” kata penasehat. Maka akhirnya memilih untuk memiliki anak. Hingga akhirnya ia mempunyai seorang anak laki- laki.
Seiring berjalannya waktu sang anak pun tumbuh besar. Hingga akhirnya ia mulai memasuki bangku sekolah. Sang raja kembali dilanda kebingungan, anaknya akan disekolahkan di mana. Maka ia kembali berbicara pada penasehatnya, “Wahai penasehat bagaimana menurutmu tentang sekolah mana yang pantas untuk anakku ini?” tanya sang raja. Maka dengan bijaksna penasehat berkata, “Sekolahkan saja anak raja ke negeri seberang, Insya Allah khair, dan Insya Allah itu lebih baik”. Maka dengan berat hati sang raja menyekolahkan anaknya ke negeri seberang.
Dengan kepergian anaknya, maka sang raja kembali merasa kesepian. Pada suatu malam ia mengupas buah apel. Namun apa gerangan, tangannya terkena pisau hingga hampir putus. Hati sang raja menjadi resah, ia menganggap kalau sedang terjadi sesuatu yang tidak baik pada anaknya. Maka iapun kembali bicara kepada penasehatnya. “Wahai penasehat, menurutmu apa yang sedang terjadi, aku merasa tidak enak, tanganku teriris pisau dan mau putus” kata sang raja. Maka dengan muka tersenyum penasehat berkata, ”Insya Allah khair”. Mendengar jawaban penasehat tersebut, rajapun merasa jengkel, karena dari dulu setiap dimintai pendapat penasehat selalu menjawab “Insya Allah khair”. Karena merasa marah maka penasehat tersebut dijebloskan ke dalam penjara.
Sang raja pun mengangkat penasehat baru. Setelah itu mereka langsung berburu di hutan. Kebetulan sang raja memang suka berburu. Dengan membawa segenap pasukan dan penasehatnya rajapun berangkat berburu di hutan. Di tengah jalan raja melihat seekor rusa. Maka dengan menunggangi kuda sang raja dan penasehat barunya mengejar rusa tersebut. Namun, tidak dengan para pengawalnya. Mereka kelelahan mengejar sang raja karena mereka harus berlari, hingga tinggal sang raja dan penasehat yang mengejar buruannya. Akhirnya sang raja mendapatkan posisi yang tepat untuk memanah rusa tersebut. Tanpa disadari, ternyata mereka berdua telah dikepung oleh suku pedalaman di hutan. Di saat yang bersamaan suku pedalaman tersebut sedang mencari manusia untuk upacara adat. Tanpa bisa berbuat apa- apa, raja dan penasehat baru tersebut dibawa. Dengan posisi seperti akan disate maka penasehat baru tersebut dipanggang, hingga akhirnya ia meninggal dunia. Begitu giliran sang raja yang akan dipanggang, ada salah seorang dari suku pedalaman tersebut melihat bahwa ada bagian tubuh yang rusak dari sang raja, yaitu jari tangannya hampir putus. Mereka juga tidak enak bila memberi sesajen pada leluhurnya dengan barang yang cacat. Maka sang rajapun tidak jadi dipanggang, dan akhirnya dilepaskan.
Dengan perasaan takut sang raja kembali ke kerajaan. Sang raja langsung menemui penasehatnya yang pertama. ”Wahai penasehat, ternyata kau benar, kalau tidak karena jariku ini terluka, maka aku bisa dipanggang oleh suku pedalaman hutan tersebut”, kata sang raja sembari meminta maaf. Dengan tersenyum sang penasehat berkata, “Saya juga berterima kasih kepada raja, karena telah menjebloskan saya ke penjara. Karena kalau tidak aku juga sudah dipanggang oleh bangsa pedalaman tersebut”. Hingga akhirnya sang raja dan penasehat pun kembali hidup rukun.

0 komentar: