Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Unborn 8.0 Yellow Pointer

Blogger news

Rabu, 11 Januari 2012

AtTarbiyah

Mengajarkan Anak Membuat Resolusi
Alhamdulillah, kita sudah memasuki Tahun Baru 1433 H, dan Tahun Baru 2012 sudah di depan mata. Saat-saat pergantian tahun seperti sekarang ini bagi banyak orang menjadi titik balik untuk sebuah perubahan, perubahan menjadi lebih baik tentunya. Istilah kerennya “resolusi”.  
Bagi sebagian orang, kata resolusi mungkin sudah menjadi kata-kata biasa karena setiap tahun sudah menuliskannya sebagai bagian tidak terpisahkan dari janji-janji tahun baru. Ya, resolusi adalah sebuah janji yang tertulis, kebulatan tekat untuk mengambil sikap, melakukan tindakan, serta menunjukkan perilaku baru selama satu tahun ke depan. Sebuah resolusi memang biasanya dibatasi satu tahun agar memudahkan dalam proses pencapaian. Ada banyak orang yang yakin dengan keberhasilan tehnik “membuat resolusi” ini, meski banyak juga yang tidak.
Namun paling tidak, resolusi adalah salah satu cara menggapai dan mewujudkan visi. Resolusi dibuat untuk lebih mengarahkan hidup kita paling tidak setahun kedepan. Pengusaha bisa membuat target omset dan profit, karyawan membuat target kinerja dan penghasilan yang kira-kira bisa ia dapat, orang tua membuat target perkembangan keluarga terutama anak-anak. Lalu anak-anak? Pernahkah kita mengajarkan mereka membuat resolusi? Pernahkah kita bertanya “nak, adakah mimpi yang ingin kau capai di tahun ini?” Untuk anak usia Sekolah Menengah, resolusi bisa digunakan sebagai target pencapaian hasil belajarnya. Mereka akan lebih mudah diberi pemahaman tentang pentingnya mempunyai target dan mencapainya.
Bagaimana membantu anak usia sekolah dasar untuk membuat resolusi?
Pertama, ajak anak untuk bersyukur. Bersyukur kepada Alloh SWT karena kita sudah melewati tahun ini dan masih diberi-Nya kesempatan untuk melewati tahun berikutnya. Tanamkan optimisme kepada anak bahwa tahun baru ini adalah tahun yang penuh dengan kegembiraan dan keberhasilan.
Selanjutnya beri anak pertanyaan seperti di atas, “Nak, adakah mimpi yang ingin kau capai di tahun ini?”  Jika ia bingung dengan pertanyaan tersebut, jelaskan dulu tentang apa itu resolusi kemudian bimbing ia merangkai mimpinya. Beri contoh dengan hal yang mudah, misalnya “Ibu ingin sekali tahun ini mengajak anak-anak ibu kemping di alam terbuka”. Pancing dia dengan kegiatan yang menarik. Insya Alloh selanjutnya ia akan dengan mudah merangkai mimpinya.
Kedua, melatih anak untuk SMART oriented dalam membuat resolusi. Singkatannya adalah Specific (detail), Measurable (terukur), Achievable (dapat dicapai), Relevant (relevan), dan Time-bound (ada jangka waktunya).
Specific berarti kita menentukan suatu target resolusi yang spesifik dan jelas sejelas-jelasnya, misalkan anak punya resolusi ingin belajar alat musik, maka tidak cukup kalau cuma “Adek ingin bisa main musik,” tapi harus jelas ingin belajar alat musik apa, belajar dari siapa, di mana.
.
Measurable adalah fokus untuk menentukan suatu tujuan yang mudah diukur, jangan abstrak. Kalau target resolusi kita abstrak dan tidak terukur, pastilah pencapaiannya juga tidak maksimal karena sulit menentukan titik keberhasilannya. Kalau anak tuliskan “saya ingin prestasi bagus di Tahun 2012”, masih terlau abstrak karena tidak bisa diukur. Cobalah untuk mengajarinya membuatnya lebih sederhana dan bisa terukur, misalnya: “saya ingin mendapat nilai minimal 80 untuk Ujian Bahasa Inggris semester ini.
Achievable, dapat dicapai. Ajak anak untuk berpikir rasional dalam menentukan resolusi. Misalkan, “Tahun depan pengen belajar renang dan bisa menguasai gaya kupu-kupu”. Ini cukup rasional. Tapi akan menjadi tidak rasional kalau langsung punya resolusi: “Tahun depan adek bisa belajar renang langsung jadi juara olimpiade!” hehehe..
Relevant, ini kurang lebih sama dengan achievable dimana kita menentukan suatu resolusi dengan realistis dan sesuai kondisi diri sendiri secara jujur. Sangat tidak relevan jika anak kita yang baru berusia 8 tahun membuat resolusi bahwa di tahun depan dia harus bisa menyetir pesawat dan pergi keliling dunia! Pahamkan anak agar bisa membedakan antara imajinasi dan resolusi.
Time-bound adalah mengukur suatu pencapaian dalam batas waktu tertentu. Biasakan anak untuk membuat perencanaan target waktu pencapaian setiap goal yang dia inginkan. Resolusi bisa jangka pendek ataupun jangka panjang. Untuk mempermudah mencapai resolusi jangka panjang, bagi rencana besar tersebut menjadi rencana-rencana kecil yang kongkret.
Bantu anak membuat rencana, agar ia bisa memilah-milah mana yang paling dulu dapat diwujudkan dan mana  yang mungkin agak lama. Jangan lupa bantu juga mewujudkannya.
Selanjutnya, ajari  anak untuk menulis dan memvisualisasikan resolusinya, misalnya dengan memberinya gambar berwarna warni  yang menarik  lalu tempelkan di tempat-tempat yang mudah dilihat, misalkan di tembok, kulkas, meja belajar, atau tempat tidur.
Terakhir, ajak anak untuk mencatat setiap keberhasilan, sekecil apapun, dan rayakan! Tidak ada salahnya merayakan setiap keberhasilan anak melakukan sesuatu seperti yang dia rencanakan, dengan cara yang sederhana saja, misalnya dengan membeli es krim kesukaannya. Dengan demikian dia akan terus terpacu mewujudkan satu demi satu resolusi yang telah dibuatnya.
Namun ada yang perlu diingat, karena namanya saja anak- anak, tentu kita tidak bisa memperlakukan mereka sama dengan orang dewasa dalam membuat dan meraih resolusi. Jangan memaksa anak membuat terlalu banyak resolusi, cukup 2 atau 3 saja dulu. Dan yang penting, pembuatan resolusi hendaklah membuat anak menjadi bersemangat, enjoy, jangan malah membuat anak menjadi stres. 
Nah, resolusi ternyata bukan hanya untuk kita yang sudah dewasa. Anak-anak pun bisa mulai dikenalkan dengan hal ini. Dengan bahasa “merangkai mimpi”, membuat mereka lebih mudah membuat rencana. Semangat!

0 komentar: