Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Unborn 8.0 Yellow Pointer

Blogger news

Senin, 05 Maret 2012



Tunjukkan Kasih Sayang 

Sebelum Terlambat

 Ada seorang pengusaha muda yang pagi itu terburu-buru berangkat ke kantor karena ia bangun agak kesiangan, padahal pagi itu ia ada agenda meeting dengan rekan bisnisnya. Karena terburu-buru, ia tidak sempat menikmati sarapan pagi buatan isterinya. Ia lalu memutuskan mampir ke sebuah toko untuk membeli roti sebagai ganti sarapan pagi. Pikirnya, "Nanti roti ini dimakan di kantor saja".

Ketika ia sedang memilih roti yang hendak dibelinya, matanya tertarik mengamati seorang anak kecil berusia kira-kira sepuluh tahun yang sedang memilih bunga di toko sebelah. Anak kecil ini terlihat sedang tawar menawar harga bunga dengan pelayan toko tersebut. "Mbak, harga bunga ini berapa?" tanyanya kepada pelayan toko. "Lima puluh ribu rupiah", jawab sang pelayan. Kemudian ia memilih bunga yang lain dan bertanya kembali, "Kalau bunga yang ini berapa?". "Ini lebih mahal lagi, seratus lima puluh ribu rupiah!" jawab sang pelayan. "Kalau yang ini berapa?" tanyanya sambil menunjukkan bunga yang lebih bagus lagi. "Ini harganya dua ratus lima puluh ribu, nak!" jawab sang pelayan.

Anak ini terlihat bingung karena harga bunganya bertambah tinggi, sementara ia tidak menyadari bahwa bunga yang ia tunjuk itu bunga yang paling bagus. Dengan sedih ia bertanya, "Adakah bunga yang harganya lima ribu?" Anak ini ternyata hanya memiliki uang lima ribu rupiah walau keinginannya untuk mendapatkan bunga itu sangat besar. Belum sempat pelayan toko itu menjawab, pengusaha muda ini segera bertanya kepada sang anak, "Nak, kamu mau beli bunga buat siapa?" Kemudian anak ini menjawab, "Saya mau beli bunga buat ibu, karena hari ini ibu ulang tahun!" Pengusaha muda ini tersentak, dalam hatinya ia berkata, "Wah, mati aku, aku lupa! Bukankah hari ini juga hari kelahiran isteriku. Aku belum mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya. Kalau sampai aku lupa, ia bisa marah!" Segera ia berkata kepada pelayan toko, "Mbak, saya beli bunga ini. Saya beli dua ikat. Satunya buat anak ini. Tolong nanti antar bunga ini ke alamat rumah saya," katanya sambil memberikan kartu namanya. Kemudian pengusaha muda itu memberikan bunga tersebut kepada sang anak dan mengucapkan terima kasih sudah mengingatkannya bahwa hari ini ternyata isterinya juga berulang tahun. Anak itu kemudian pergi. Pengusaha ini segera bergegas ke mobilnya dan melanjutkan perjalanan ke kantor.

Ketika ia sedang mengendarai mobil, ia melewati anak kecil tadi sedang berjalan. Iapun berhenti dan bertanya apakah ia satu jurusan dengannya. Anak kecil itu mengiyakan dan kemudian masuk ke dalam mobilnya. Sampai di suatu tempat yang agak sepi anak ini minta turun. Pengusaha muda tersebut heran melihat anak kecil ini masuk melewati sebuah lorong kecil. Karena penasaran, ia mengikuti sang anak dari belakang. Betapa terkejutnya ia ketika melihat anak kecil ini menaruh bunganya di sebuah gundukan tanah kuning yang masih basah. Kemudian ia bertanya, "Nak, ini kuburan siapa?" Anak kecil itu kemudian menjawab, "Oom, hari ini ibu ulang tahun. Tetapi sayang, ibu baru saja meninggal dua hari yang lalu. Oleh sebab itu saya datang ke tempat ini untuk membawakan ibu bunga dan mengucapkan selamat ulang tahun."
Pengusaha muda begitu tersentak dengan perkataan anak ini. "Apakah isteriku masih hidup saat ini?" tanyanya dalam hati.

Segeralah ia berlari masuk ke mobil, mengendarainya dengan kecepatan tinggi dan bergegas menuju ke toko bunga tadi. Dengan terengah-engah ia berkata kepada pelayan toko, "Mana bunga yang tadi saya beli? Bunganya tidak usah dikirim, biar saya saja yang langsung memberikannya ke tangan isteri saya." Dengan cepat ia menyambar bunga tersebut dan menyetir pulang. Sampai di rumah, ia segera berlari mendapatkan isterinya. "Subhanallah! Isteriku masih hidup!" Sambil memberikan bunga ia berkata, "Isteriku, selamat ulang tahun ya!". Ia mengucap syukur kepada Allah. Sambil menangis ia berkata, "Terima kasih, ya Allah. Engkau masih memberikan kesempatan kedua kepadaku."

Banyak di antara kita terlalu sibuk dengan aktivitas sehari- hari. Aktivitas dan rutinitas ternyata sudah 'membunuh' perhatian dan momen- momen penting yang harus dinikmati bersama orang- orang yang kita kasihi; orang tua, suami, isteri, anak-anak, dan saudara-saudara kita. Demi mengejar karier, uang dan jabatan bahkan dakwah banyak orang melupakan keluarga. Seorang businessman hanya berpikir bahwa memenuhi kebutuhan materi isteri dan anak-anak sudah membuatnya merasa menjadi ayah yang baik. Seorang pendakwah berpikir bahwa dengan sibuk dalam berdakwah dan dikenal di mana- mana sudah membuatnya merasa menjadi orang yang benar di dalam keluarganya. Kita tidak sadar, kita sudah salah jika berpikir demikian.
Hari ini, kalau kita masih diberi kesempatan untuk hidup semua karena kasih sayang Sang Khalik. Oleh sebab itu, jangan tunggu sampai besok untuk menunjukkan kasih dan sayang kita kepada orang- orang di sekitar kita, terutama orang- orang yang paling dekat dengan kita. Jangan tunggu mereka tiada kita baru menyadarinya. Jangan tunggu sampai besok! Karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi dengan hari esok. Jika kita masih hidup pada hari ini berarti ini kesempatan kedua buat kita. Ambil kesempatan kedua yang Allah anugrahkan buat kita hari ini..

0 komentar: