Perhiasan
Terindah…
Oleh :
Rofiq Abidin
أَلاَ أُخْبِرَكَ بِخَيْرِ مَا يَكْنِزُ الْمَرْءُ، اَلْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ، إِذَا نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهَ وَإِذَا أَمَرَهَا أَطَاعَتْهَ وَإِذَا غَابَ عَنْهَا حَفِظَتْهَ
"Maukah aku
beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu isteri
shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan
mentaatinya dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya". (HR. Abu
Dawud no. 1417.)
Tak perlu jauh-jauh untuk
menemukan perhiasan paling indah di dunia. Kilau dunia tak seindah dan tak
semenarik dengannya. Ia ada disetiap rumah-rumah yang didalamnya ada seorang
isteri yang sholiha. Bukan hanya fisiknya yang mengundang suaminya untuk
senantiasa menginginkan di dekatnya, tapi karena kesholihannya. Karena tutur
katanya yang ramah dan selalu hangat menyentuh hati. Sentuhan sikapnya yang
penuh kasih sayang dan ketawadukan. Pancaran cahaya imannya menyejukkan hati
dan menghangatkan hati yang gundah. Ini sebuah ilustrasi perhiasan terindah
yang ada di dunia. Bukan kebendaan semu yang bisa membawa kepada ketidakpuasan
dan mematikan sifat qona’ah kita. Namun perhiasan yang satu ini adalah
perhiasan yang akan terus ada di dunia dan di akhirat. Tak lain dan tak bukan
karena amalan sholihnya yang penuh ketulusan dan kasih sayang. Jika kita
tela’ah hadits di atas kita akan menemukan bahwa perhiasan terindah itu ada 3
ciri sebagai berikut :
1.
Menyenangkan bila
dipandang
Bagaimana seorang suami tidak bahagia manakala setiap
hari isterinya selalu menyenangkan saat dipandang. Selalu memberikan pancaran
wajah yang melegakan hati. Kata ”سَرَّتْهَ
“ bermakna menyenangkan. Kita tahu bahwa kalau kita melihat suatu perhiasan,
baik itu mutiara, emas atau yang lainnya, mata kita akan selalu senang
memandangnya. Nah, isteri yang bisa menjadi mutiara terindah bagi suaminya
inilah yang dimaksud. Ia akan selalu tersenyum ramah dan senantiasa membuka
diri untuk menerima keluh kesah suami, melegakan dan menyamankan. Pada dasarnya
kuncinya mudah, yakni pandai bersyukur. Kok bisa? Ya, hati yang pandai
bersyukur akan senantiasa memancarkan wajah dan raga yang menyenangkan. Tidak
ada kepalsuan dalam setiap senyumnya di depan suami. Apa saja masalah yang
membelitnya, ia selalu berusaha mensyukuri dan bertawakkal total kepada Allah.
Pantang mengerutkan wajahnya di depan suami dan selalu berusaha tampak sempurna
baik fisik, maupun sikap ramahnya. Inilah yang menjadikan suami akan selalu
ingin pulang, selalu ingin bertemu dengan telaga yang indah dan mutiara yang
menyinari. Ya, laki-laki banyak yang terjebak dengan pandangan, maka dari itu,
istri sholeha akan menjadi jawaban.
2.
Taat Kepada Suami
Ditaati istri adalah hak seorang suami. Kenapa
demikian, karena suami adalah imam dalam keluarga. Pemimpin yang akan membawa
bahtera rumah tangga, bisa dibayangkan jika dalam sebuah bahtera, nahkodanya
tidak dipatuhi oleh awak kapalnya. Maka laju bahtera/kapal itu tentu akan
mengalami kendala besar. Maka seorang imam/kepala keluarga harus memiliki visi
yang jelas jauh ke depan dan menjelaskan visi itu kepada anggota keluarga
sehingga akan saling memahami apapun perintah imamnya. Inilah yang akan
memunculkan ketulusan dan keyakinan sepenuhnya seorang isteri untuk mentaati
suami. Jangan sampai, suami hanya minta ditaati namun istri tidak tahu akan
dibawa kemana. Untuk membangun ketaatan, sangat penting seorang suami menanamkan
visi kepada istrinya, sehingga semua ketaatan itu ada ilmunya. Lihatlah
bagaimana seorang Ibrahim Alaihi Salam yang menanamkan visi kepada istrinya,
hingga walau ditinggal karena mentaati perintah Allah, ia tetap taat. Jika kita
lihat hari ini, justru ibu-ibu dan istri-istri yang rajin mengikuti pengajian.
Nah, imam-imam keluarganya kemana? sehingga bisa terjadi misvision dalam
keluarga. Maka wajib bagi kepala keluarga mencintai majelis ilmu untuk meng-upgrade
dirinya. Karena kata Rasulullah :
«خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِى
“Sebaik-baik diantara kalian adalah
yang terbaik bagi keluarganya, dan aku (Rasulullah SAW) adalah orang yang
paling baik bagi keluargaku.”
Jika
seorang suami menjadi yang terbaik dalam keluarga maka akan sangat mudah istri
dan anaknya mentaatinya. Namun bagaimanapun keadaan suami, jika menyuruh kepada
kebaikan, bukan kemaksiatan dan kemusyrikan, maka wajib istri mentaatinya.
Karena hak suami adalah kewajiban bagi istri. Ketataan istri kepada suami akan
sangat menghiasi kepribadian seorang istri. Sehingga mutiara itu tidak tampak
berkarat karena pembangkangannya kepada suami, tapi tampak berkilau indah karena
ketaatannya. Ketaatan seorang istri kepada suami itu bukan kehinaan, justru itu
adalah kemuliaan di hadapan Allah. Bukankah setiap kita sangat menginginkan
ridha Allah, nah ridhonya suami itulah salah satu kuncinya. Karena tidak ada
manusia yang lebih berhak kepada isteri kecuali suaminya sendiri. Demikianlah Islam
mengatur urusan rumah tangga ini sedemikian rupa, Rasulullah Sollallahu Alaihi
Wassalam bersabda :
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا مِنْ رَجُلٍ يَدْعُو امْرَأَتَهُ إِلَى
فِرَاشِهِ فَتَأْبَى عَلَيْهِ إِلاَّ كَانَ الَّذِي فِي السَّمَاءِ سَاخِطًا
عَلَيْهَا حَتَّى يَرْضَى عَنْهَا
“Demi
Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil istrinya
ke tempat tidurnya lalu si istri menolak (enggan) melainkan yang di langit
murka terhadapnya hingga sang suami ridha padanya.” (HR.
Muslim no.1436)
3.
Menjaga
Kehormatan
Saat suami pergi, tidak akan pernah khawatir jika
istrinya adalah seorang sholiha. Karena mutiara terindah akan tahu bagaimana
menjaga diri dan kehormatannya. Dalam hal ini, seorang istri yang bisa menjaga
kehormatannya di antaranya :
·
Selalu menutupi
auratnya sebagaimana syariat Islam mengajarkannya
·
Selalu menjaga
diri dari perbuatan yang menjurus kepada fitnah keluarga
·
Selalu menjaga
rahasia keluarga karena ini merupakan bagian dari menjaga auratnya dalam
berkeluarga
·
Mentaati wasiat
suami saat ditinggal pergi
Mutiara akan tetap menjadi
mutiara manakala ia sadar bahwa ia adalah mutiara terindah bagi suaminya.
Hasutan tetangga, atau apa saja yang menjelekkan suami, tidak akan melunturkan
nilai kesholehannya. Seorang istri sholiha akan benar-benar menjaga kehormatan
keluarga. Lagi-lagi kuncinya adalah pandai bersyukur. Pandai mensyukuri pemberian
dan kebaikan suami, tidak melupakan kebaikannya, karena Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam pernah bersabda: “Diperlihatkan neraka kepadaku, ternyata aku
dapati kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita yang kufur.” Ada yang bertanya
kepada beliau: “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab: “Mereka
mengkufuri suami dan mengkufuri (tidak mensyukuri) kebaikannya. Seandainya
salah seorang dari kalian berbuat baik kepada seorang di antara mereka (isteri)
setahun penuh, kemudian dia melihat darimu sesuatu (yang tidak berkenan
baginya) niscaya dia berkata: “Aku tidak pernah melihat darimu kebaikan sama
sekali.” (HR. Al-Bukhari no. 29 dan Muslim no.907) Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam juga pernah bersabda:
لاَ
يَنْظُرُ اللهُ إِلَى امْرَأَةٍ لاَ تَشْكُرُ لِزَوْجِهَا وَهِيَ لاَ تَسْتَغْنِي
عَنْهُ
“Allah tidak akan melihat kepada
seorang istri yang tidak bersyukur kepada suaminya padahal dia membutuhkannya.”
(HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa. Silsilah Al-Ahadits
Ash-Shahihah no. 289)
Ini hanya sebagian kecil panduan
berkeluarga menurut Rasulullah. Masih banyak perihal yang harus kita amalkan
dalam berkeluarga. Rasulullah Solallahu Alaihi Wassalam adalah orang yang
terbaik kepada keluarganya. Beliaulah Uswatun Hasanah dalam berkeluarga, jangan
sampai kita kemana-mana mengikuti pelatihan parenting yang notabene banyak
teori-teori non muslim kita serap, tapi panduan Nabi yang kita anggap Uswatun
Hasanah justru kita jauhi. Oleh karena itu, wahai para wanita yang sudah
menyandang status istri jadilah mutiara terindah bagi suami, karena itu
kemuliaan. Karena itu jalan meraih ridho Allah Subhanahu Wata’ala. Karena
kesholihan itulah yang paling utama, bukan keseksian tubuh yang diumbar
kemana-mana. Dan bukan pula kata-kata mesra saat merayu, tapi judes dalam kehidupan berumah tangga dan tidak
mengindahan perintah suaminya.
Jadilah Khadijah RA yang menyamankan
hati suaminya, Rasulullah Muhammad Solallahu Alaihi Wassalam, saat kegundahan
dan kecemasan datang, yang berkorban untuk kepentingan Jalan Allah dan
mendukung sepenuhnya suami yang memiliki visi Rahmatan Lil Alamin. Hingga ia
adalah satu-satunya wanita yang mendapat salam dari Allah Subhanahu Wata’ala,
yang disampaikan melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad Solallahu Alaihi
Wasallam. Itu semua karena kesholihannya. Subhanallah..
0 komentar:
Posting Komentar