Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Unborn 8.0 Yellow Pointer

Blogger news

Rabu, 20 April 2016

Perhiasan Terindah

Perhiasan Terindah…
Oleh : Rofiq Abidin

أَلاَ أُخْبِرَكَ بِخَيْرِ مَا يَكْنِزُ الْمَرْءُ، اَلْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ، إِذَا نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهَ وَإِذَا أَمَرَهَا أَطَاعَتْهَ وَإِذَا غَابَ عَنْهَا حَفِظَتْهَ

"Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu isteri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya". (HR. Abu Dawud no. 1417.)

Tak perlu jauh-jauh untuk menemukan perhiasan paling indah di dunia. Kilau dunia tak seindah dan tak semenarik dengannya. Ia ada disetiap rumah-rumah yang didalamnya ada seorang isteri yang sholiha. Bukan hanya fisiknya yang mengundang suaminya untuk senantiasa menginginkan di dekatnya, tapi karena kesholihannya. Karena tutur katanya yang ramah dan selalu hangat menyentuh hati. Sentuhan sikapnya yang penuh kasih sayang dan ketawadukan. Pancaran cahaya imannya menyejukkan hati dan menghangatkan hati yang gundah. Ini sebuah ilustrasi perhiasan terindah yang ada di dunia. Bukan kebendaan semu yang bisa membawa kepada ketidakpuasan dan mematikan sifat qona’ah kita. Namun perhiasan yang satu ini adalah perhiasan yang akan terus ada di dunia dan di akhirat. Tak lain dan tak bukan karena amalan sholihnya yang penuh ketulusan dan kasih sayang. Jika kita tela’ah hadits di atas kita akan menemukan bahwa perhiasan terindah itu ada 3 ciri sebagai berikut :
1.      Menyenangkan bila dipandang
Bagaimana seorang suami tidak bahagia manakala setiap hari isterinya selalu menyenangkan saat dipandang. Selalu memberikan pancaran wajah yang melegakan hati. Kata ”سَرَّتْهَ “ bermakna menyenangkan. Kita tahu bahwa kalau kita melihat suatu perhiasan, baik itu mutiara, emas atau yang lainnya, mata kita akan selalu senang memandangnya. Nah, isteri yang bisa menjadi mutiara terindah bagi suaminya inilah yang dimaksud. Ia akan selalu tersenyum ramah dan senantiasa membuka diri untuk menerima keluh kesah suami, melegakan dan menyamankan. Pada dasarnya kuncinya mudah, yakni pandai bersyukur. Kok bisa? Ya, hati yang pandai bersyukur akan senantiasa memancarkan wajah dan raga yang menyenangkan. Tidak ada kepalsuan dalam setiap senyumnya di depan suami. Apa saja masalah yang membelitnya, ia selalu berusaha mensyukuri dan bertawakkal total kepada Allah. Pantang mengerutkan wajahnya di depan suami dan selalu berusaha tampak sempurna baik fisik, maupun sikap ramahnya. Inilah yang menjadikan suami akan selalu ingin pulang, selalu ingin bertemu dengan telaga yang indah dan mutiara yang menyinari. Ya, laki-laki banyak yang terjebak dengan pandangan, maka dari itu, istri sholeha akan menjadi jawaban.
2.      Taat Kepada Suami
Ditaati istri adalah hak seorang suami. Kenapa demikian, karena suami adalah imam dalam keluarga. Pemimpin yang akan membawa bahtera rumah tangga, bisa dibayangkan jika dalam sebuah bahtera, nahkodanya tidak dipatuhi oleh awak kapalnya. Maka laju bahtera/kapal itu tentu akan mengalami kendala besar. Maka seorang imam/kepala keluarga harus memiliki visi yang jelas jauh ke depan dan menjelaskan visi itu kepada anggota keluarga sehingga akan saling memahami apapun perintah imamnya. Inilah yang akan memunculkan ketulusan dan keyakinan sepenuhnya seorang isteri untuk mentaati suami. Jangan sampai, suami hanya minta ditaati namun istri tidak tahu akan dibawa kemana. Untuk membangun ketaatan, sangat penting seorang suami menanamkan visi kepada istrinya, sehingga semua ketaatan itu ada ilmunya. Lihatlah bagaimana seorang Ibrahim Alaihi Salam yang menanamkan visi kepada istrinya, hingga walau ditinggal karena mentaati perintah Allah, ia tetap taat. Jika kita lihat hari ini, justru ibu-ibu dan istri-istri yang rajin mengikuti pengajian. Nah, imam-imam keluarganya kemana? sehingga bisa terjadi misvision dalam keluarga. Maka wajib bagi kepala keluarga mencintai majelis ilmu untuk meng-upgrade dirinya. Karena kata Rasulullah :
«خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِى
“Sebaik-baik diantara kalian adalah yang terbaik bagi keluarganya, dan aku (Rasulullah SAW) adalah orang yang paling baik bagi keluargaku.”
Jika seorang suami menjadi yang terbaik dalam keluarga maka akan sangat mudah istri dan anaknya mentaatinya. Namun bagaimanapun keadaan suami, jika menyuruh kepada kebaikan, bukan kemaksiatan dan kemusyrikan, maka wajib istri mentaatinya. Karena hak suami adalah kewajiban bagi istri. Ketataan istri kepada suami akan sangat menghiasi kepribadian seorang istri. Sehingga mutiara itu tidak tampak berkarat karena pembangkangannya kepada suami, tapi tampak berkilau indah karena ketaatannya. Ketaatan seorang istri kepada suami itu bukan kehinaan, justru itu adalah kemuliaan di hadapan Allah. Bukankah setiap kita sangat menginginkan ridha Allah, nah ridhonya suami itulah salah satu kuncinya. Karena tidak ada manusia yang lebih berhak kepada isteri kecuali suaminya sendiri. Demikianlah Islam mengatur urusan rumah tangga ini sedemikian rupa, Rasulullah Sollallahu Alaihi Wassalam bersabda :
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا مِنْ رَجُلٍ يَدْعُو امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَتَأْبَى عَلَيْهِ إِلاَّ كَانَ الَّذِي فِي السَّمَاءِ سَاخِطًا عَلَيْهَا حَتَّى يَرْضَى عَنْهَا
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya lalu si istri menolak (enggan) melainkan yang di langit murka terhadapnya hingga sang suami ridha padanya.” (HR. Muslim no.1436)
3.      Menjaga Kehormatan
Saat suami pergi, tidak akan pernah khawatir jika istrinya adalah seorang sholiha. Karena mutiara terindah akan tahu bagaimana menjaga diri dan kehormatannya. Dalam hal ini, seorang istri yang bisa menjaga kehormatannya di antaranya :
·        Selalu menutupi auratnya sebagaimana syariat Islam mengajarkannya
·        Selalu menjaga diri dari perbuatan yang menjurus kepada fitnah keluarga
·        Selalu menjaga rahasia keluarga karena ini merupakan bagian dari menjaga auratnya dalam berkeluarga
·        Mentaati wasiat suami saat ditinggal pergi
Mutiara akan tetap menjadi mutiara manakala ia sadar bahwa ia adalah mutiara terindah bagi suaminya. Hasutan tetangga, atau apa saja yang menjelekkan suami, tidak akan melunturkan nilai kesholehannya. Seorang istri sholiha akan benar-benar menjaga kehormatan keluarga. Lagi-lagi kuncinya adalah pandai bersyukur. Pandai mensyukuri pemberian dan kebaikan suami, tidak melupakan kebaikannya, karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: “Diperlihatkan neraka kepadaku, ternyata aku dapati kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita yang kufur.” Ada yang bertanya kepada beliau: “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab: “Mereka mengkufuri suami dan mengkufuri (tidak mensyukuri) kebaikannya. Seandainya salah seorang dari kalian berbuat baik kepada seorang di antara mereka (isteri) setahun penuh, kemudian dia melihat darimu sesuatu (yang tidak berkenan baginya) niscaya dia berkata: “Aku tidak pernah melihat darimu kebaikan sama sekali.” (HR. Al-Bukhari no. 29 dan Muslim no.907) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah bersabda:
لاَ يَنْظُرُ اللهُ إِلَى امْرَأَةٍ لاَ تَشْكُرُ لِزَوْجِهَا وَهِيَ لاَ تَسْتَغْنِي عَنْهُ
“Allah tidak akan melihat kepada seorang istri yang tidak bersyukur kepada suaminya padahal dia membutuhkannya.” (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa. Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 289)
Ini hanya sebagian kecil panduan berkeluarga menurut Rasulullah. Masih banyak perihal yang harus kita amalkan dalam berkeluarga. Rasulullah Solallahu Alaihi Wassalam adalah orang yang terbaik kepada keluarganya. Beliaulah Uswatun Hasanah dalam berkeluarga, jangan sampai kita kemana-mana mengikuti pelatihan parenting yang notabene banyak teori-teori non muslim kita serap, tapi panduan Nabi yang kita anggap Uswatun Hasanah justru kita jauhi. Oleh karena itu, wahai para wanita yang sudah menyandang status istri jadilah mutiara terindah bagi suami, karena itu kemuliaan. Karena itu jalan meraih ridho Allah Subhanahu Wata’ala. Karena kesholihan itulah yang paling utama, bukan keseksian tubuh yang diumbar kemana-mana. Dan bukan pula kata-kata mesra saat merayu, tapi  judes dalam kehidupan berumah tangga dan tidak mengindahan perintah suaminya.
Jadilah Khadijah RA yang menyamankan hati suaminya, Rasulullah Muhammad Solallahu Alaihi Wassalam, saat kegundahan dan kecemasan datang, yang berkorban untuk kepentingan Jalan Allah dan mendukung sepenuhnya suami yang memiliki visi Rahmatan Lil Alamin. Hingga ia adalah satu-satunya wanita yang mendapat salam dari Allah Subhanahu Wata’ala, yang disampaikan melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad Solallahu Alaihi Wasallam. Itu semua karena kesholihannya. Subhanallah..


0 komentar: