Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Unborn 8.0 Yellow Pointer

Blogger news

Minggu, 07 Agustus 2011

Pesan Ilahiyah


MERDEKA DARI MALAS DI MOMENT RAMADHAN 

Oleh : Sujali, SS. 
( Kepala Panti Asuhan Yatim Piatu & Dhuafa “Suara Hati” )

Marilah kita bersyukur kepada Allah, Tuhan yang memegang kendali atas segala aktivitas serta segala persoalan yang ada di langit dan bumi, Dialah yang tidak pernah ngantuk dan tidur (QS. Al Baqarah [2] ayat 255),  bermakna Dialah yang selalu bekerja, bekerja dan bekerja. SubhaanAllah..
Shalawat dan salam marilah kita selalu persembahkan kepada seluruh utusan-utusan Allah, yang telah menguswahkan secara teknis bagaimana dapat keluar dari kondisi jahiliyah menuju jalan kebenaran, jalan yang terang benderang, jalan yang penuh kedamaian yaitu addiinul haq.
Saudaraku, sesunguhnya Bulan Ramadhan adalah bulan untuk banyak berbuat kebajikan, melakukan banyak produktifitas, dan mempraktekkan ajaran Ilahi yang penuh damai dan toleransi ini. Pada Bulan Ramadhan Rasulullah telah melakukan penaklukkan besar-besaran terhadap negeri- negeri yang belum tunduk pada ajaran Ilahi, dan juga mengajarkan banyak pelajaran besar yang penuh manfaat, demikian pula yang telah dilakukan para sahabatnya. Lantas bagaimana dengan  kita? Apa yang telah kita lakukan di Bulan Ramadhan ini? Seorang ulama yang bernama Muhammad Ibn Syâmi Muthâin Syaibah memberikan tips bagaimana cara menyambut bulan yang penuh berkah secara produktif, sebagai berikut :
1.       Bertaubat dengan sebenar-benarnya taubat, sehingga kita dapat melihat hasilnya pada diri kita, ketika kita berbicara dan berbuat, ketika kita makan dan minum, ketika kita bergaul dan bersodaqoh di jalan Allah, dan di setiap aspek kehidupan kita dengan keluarga dan teman-teman. Karena seorang yang benar-benar bertaubat akan baik amal perbuatannya. Allah berfirman : “ Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”  (QS. Al-Furqon: 70)
Maka hendaklah setiap ucapan yang kita katakan adalah dzikir, diam kita adalah untuk merenung, makan dan minum kita adalah untuk memperkuat diri dalam beribadah kepada Allah.
2.       Membuka lembaran kehidupan baru, lembaran yang diisi dengan tholabul ilmi, belajar memahami al-Qur’an, dan kemudian mengamalkannya pada diri kita, keluarga, di setiap urusan, mengharap balasan dari Allah, dan tabungan untuk kehidupan akhirat kelak, dan berbahagialah dengan apa yang ada di dalam al-Qur’an, Allah berfirman : “Hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”. (QS. Yunus: 58)

3.       Kembalilah kepada ajaran Nabi Allah, pelajari dan amalkan, jangan lengah sedikitpun. Dimulai dari aqidah, kemudian shalat, hendaknya kita shalat sebagaimana Rasulullah shalat, karena Rasulullah bersabda:
 )) صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي ((
Shalatlah kalian sebagaimana aku shalat!” (HR.Bukhori dan Muslim).
Jika kita adalah seorang imam di sebuah masjid, maka mari memimpin shalat seperti yang Rasulullah lakukan. Dan setiap kita mengetahui satu sunnah, maka genggamlah sunnah tersebut dengan kuat sepanjang hidup, begitu juga sunnah para Khulafaur Rosyidin. Utamakanlah ajaran Rasulullah di atas perkataan setiap orang niscaya kita akan mendapatkan hidayah karenanya, Allah berfirman :
"dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk". (QS. An Nur: 54)
Dan di ayat lainnya:
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al Ahzab: 21).
4.       Ikutilah Rasulullah, berdakwahlah sebagaimana beliau berdakwah. Jadikan ayat ini di hadapan kita selalu:
Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, maha suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik". (QS. Yusuf: 108).
Dan ketika kita telah mengetahui suatu ilmu dari Al-qur’an ataupun dari as-sunnah maka sampaikanlah kepada manusia, sungguh Rasulullah telah bersabda:
 ))بَلِّغُوا عَنِّي وَلَوْ آيَةً  ((
“Sampaikanlah apa yang datang dariku walaupun itu hanya satu ayat” (HR.Bukhori)
5.       Saudaraku, apabila kita memilki harta, maka berinfaqlah di bulan Ramadhan ini kepada para fakir miskin, anak-anak yatim, para janda, dan setiap orang yang membutuhkan. Bantulah mereka sampai engkau bertemu dengan Rabbmu (hingga ajal menjemput). Buatlah acara yang dapat memperkokoh kegiatan dakwah dan halaqoh-halaqoh qur’an yang ada. Hendaknya kita memperhatikan hal tersebut di sisa umur kita. Pahamilah apa yang telah Rasulullah katakan:
 )) خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ ((
Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhori)
6.       Wahai kaum muslimin, jika kita mampu untuk mengerjakan amalan yang pahalanya akan terus mengalir sekalipun kita telah meninggal, maka lakukanlah (ikut sertalah) dalam kegiatan dakwah, halaqoh qur’an, membantu anak-anak yatim dan para fakir walaupun sedikit karena Rasulullah bersabda yang artinya:
 )) إِذَا مَاتَ اْلإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ ((
“Jika seseorang itu telah meninggal maka terputuslah pahala amal perbuatannya kecuali tiga hal, yaitu: pahala shodaqohnya, ilmunya yang bermanfaat, atau anak sholeh yang mendoakannya” . (HR.Muslim)
7.       Ketika kita telah keluar dari Bulan Ramadhan, maka hendaknya kita telah belajar untuk bersabar dalam menjalankan ibadah ini (puasa), puasalah semampu kita di setiap bulan (misalnya puasa di Hari Senin dan Kamis, Puasa 'Asyuro, Puasa Arofah, atau puasa 3 hari setiap bulannya) sehingga kita mendapatkan pahala seperti orang yang berpuasa setahun penuh. Rasulullah bersabda:
 )) ثَلاَثٌ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ فَهَذَا صِيَامُ الدَّهْرِ كُلِّهِ ((
“Puasa tiga hari di setiap bulan dan puasa dari satu Ramadhan ke Ramadhan berikutnya seperti berpuasa setahun penuh”. (HR. Muslim).
Dari apa yang di sampaikan Muhammad Ibn Syâmi Muthâin Syaibah di atas jelas bahwa Bulan Ramadhan adalah bulan di mana kita harus berbuat lebih dari bulan-bulan sebelumnya, artinya aktivitas di bulan inipun perlu ditambah tingkatannya, simpelnya adalah etos kerja dan produktivitas harus semakin ditingkatkan, sehingga pada titik tertentu maka kita akan terlepas sikap malas, karena kita sudah mengisi hari demi hari di Bulan Ramadhan dengan karya dan kinerja untuk mendapatkan keberkahan-Nya.
Kalau sikap malas sudah bisa kita lawan dengan karya dan kinerja, maka ini bermakna kita akan merdeka dari kegagalan, merdeka dari kebodohan, merdeka dari keterpurukan, merdeka dari godaan syetan karena kita selalu beraktivitas baik, tidak molor (baca: tidur) saja ketika puasa. Ingat, kalimat “Tidurnya orang yang puasa adalah pahala.”, kalimat tersebut perlu dikaji lebih mendalam lagi, atau mungkin itu adalah hadits palsu.
Allah dan Rasul-Nya tidak pernah mengajarkan umatnya bermalas-malas, terlebih di bulan yang di dalamnya terdapat keberkahan malam yang pahalanya melebihi dari seribu bulan. Apakah kesempatan yang banyak di Ramadhan untuk berbuat baik itu akan kita sia-siakan begitu saja dengan tidur sepanjang hari? Ayo kerja!..                            
waAllahu a’laam

0 komentar: